"Kami mencoba melakukan lebih banyak pengamatan," kata Profesor Greaves.
“Kami berharap selama satu tahun ke depan bisa mendapatkan peta yang lebih detail tentang keberadaan fosfin—berapa banyak jumlahnya, bagaimana distribusi geografisnya apakah ia berubah seiring waktu,” tambahnya.
Baca Juga: Tiongkok Luncurkan Pesawat Ruang Angkasa yang Dapat Digunakan Kembali
Selama beberapa dekade terakhir, upaya serius telah dilakukan untuk memperluas pencarian akan kehidupan di luar Bumi. Mata kita telah terfokus pada dunia yang sangat dingin seperti Mars, bulan seperti Europa dan Enceladus, dan bahkan pada wilayah yang kaya metana seperti Titan. Namun, saat ini, tampaknya Venus bisa masuk kategori pencarian.
“Ini sangat menarik karena fosfin merupakan tanda-tanda hayati potensial bagi kehidupan. Molekul tersebut adalah produk sampingan dari beberapa metabolisme mikrob di Bumi,” ungkap Dr Brendan Burns, dari Deputy Director of the Australian Centre for Astrobiology, yang tidak terlibat dalam penelitian.
“Seperti yang diakui penulis sendiri, fosfin bisa saja berasal dari beberapa reaksi geokimia atau fotokimia yang tidak diketahui. Dengan demikian, butuh lebih banyak studi untuk mengetahui dengan pasti. Meski begitu, kemungkinan kecil dari tanda-tanda biologis kehidupan yang ada di luar Bumi memiliki potensi besar untuk mengubah pemahaman kita tentang tempat kita di alam semesta," pungkasnya.