Mamalia yang Dikurung di Kebun Binatang dan Akuarium Alami Kerusakan Otak

By National Geographic Indonesia, Kamis, 1 Oktober 2020 | 12:53 WIB
Bayi gajah di kebun binatang Thailand mati setelah melakukan atraksi. (Moving Animals via nypost.com)

Kerusakan sirkuit

Kurungan dapat merusak sirkuit otak yang kompleks, termasuk basal ganglia.

Kelompok neuron ini berkomunikasi dengan korteks serebral melalui dua jaringan: jalur langsung yang meningkatkan pergerakan dan perilaku, dan jalur tidak langsung yang menghambat.

Perilaku stereotip repetitif yang dilakukan banyak binatang dalam kurungan disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara dua neurotransmitter, dopamin, dan serotonin.

Ketidakseimbangan tersebut menghambat kemampuan jalur tidak langsung untuk memodulasi pergerakan, kondisi yang juga ditemukan pada banyak spesises, dari ayam, sapi, kambing, dan kuda, hingga primata dan kucing besar.

Evolusi telah menyebabkan otak binatang menjadi sangat responsif terhadap lingkungan mereka.

Reaksi ini bisa berdampak pada fungsi neural dengan mengaktifkan atau menonaktifkan gen yang berbeda.

Hidup dalam lingkungan yang tidak layak atau abusif mengubah proses biokimia. Hal ini mengganggu sintesis protein yang membangun koneksi di antara sel otak dan neurotransmitter yang memfasilitasi komunikasi di antara keduanya.

Ada bukti kuat yang menunjukkan pengayaan asupan, kontak sosial, dan ruang yang layak pada tempat kurungan yang lebih alami dibutuhkan untuk binatang-binatang berumur panjang dengan otak yang besar seperti gajah dan mamalia air.

Kondisi yang lebih baik mengurangi perilaku stereotipe yang mengganggu, meningkatkan koneksi di otak, dan memicu perubahan neurokimia yang meningkatkan kemampuan belajar dan memori.

Mempertanyakan kurungan

Beberapa pihak berpendapat mengurung binatang itu penting karena membantu usaha menjaga spesies yang terancam punah atau menawarkan keuntungan edukasi untuk pengunjung kebun binatang dan akuarium.

Justifikasi ini patut dipertanyakan, terutama bagi mamalia besar.

Penelitian saya dan hasil penelitian dari peneliti yang lain menunjukkan bahwa mengurung mamalia besar dan mempertontonkan mereka adalah tindakan yang tidak dapat dipungkiri kejam dari perspektif saraf.

Kurungan menyebabkan kerusakan otak.

Persepsi publik terkait pengurungan hewan sedang berubah secara perlahan, seperti yang ditunjukkan dari reaksi terhadap film dokumenter Blackfish

Untuk binatang yang tidak bisa bebas, ada beberapa tempat perlindungan yang dibangun dengan baik. Beberapa sudah ada untuk gajah dan mamalia besar lainnya di Tennessee, dan California Utara, Amerika Serikat; dan di Brazil.

Lainnya sedang dikembangkan untuk mamalia air yang besar.

Mungkin masih belum terlambat untuk Kiska.

Penulis: Bob Jacobs, Professor of Neuroscience, Colorado College

Dr. Lori Marino, Presiden Whale Sanctuary Project dan mantan dosen senior di Emory University, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.