Perjalanan Tari Topeng Mimi Rasinah, Melintasi Zaman hingga Menghadapi Tantangan Pandemi

By Fathia Yasmine, Selasa, 10 November 2020 | 14:23 WIB
Ilustrasi Tari Topeng Mimi Rasinah (Dok. Hosaku Karouji)

Nationalgeographic.co.idAlunan gamelan yang ritmis sesekali mengentak membuka pertunjukkan Tari Topeng Indramayu. Si penari, melenggok dengan gestur anggun, sesekali gagah. Ia berpakaian merah dipadu kain batik bermotif khas pesisir, dipadu dengan hiasan kepala bernuansa emas.

Karakter tarian berubah menyesuaikan dengan topeng yang dikenakan. Setiap gerakan, gestur, dan aksi si penari membetot perhatian dan menarik pikiran penontonnya masuk ke dalam babak demi babak tarian.

Sama seperti seni tari berbagai daerah di Nusantara, Tari Topeng memiliki sisi filosofis yang dalam.  Napas emansipasi perempuan pun melekat pada setiap gerakannya. Keindahan dan keagungan seni tari ini kini masih dapat dinikmati berkat seorang maestro tari, Mimi Rasinah.

Rasinah berhasil mempertahankan kesenian ini lintas zaman. Tidak hanya itu, ia juga memperkenalkannya ke khalayak dunia.  Magisnya tarian Rasinah membuat Tari Topeng dikenal hingga penjuru Bumi.

Baca Juga: Meski Kecil, Sampah Puntung Tak Bisa Disepelekan

Jika merunut kisah hidupnya, Rasinah hanyalah seorang perempuan biasa yang terlahir di keluarga seniman. Namun, sejak kecil sulung dari 7 bersaudara ini digembleng oleh ayahnya yang adalah seorang dalang Tari Topeng untuk mewarisi keahliannya.

Ia berharap, Rasinah dapat meneruskan upayanya melestarikan tarian ini meski pada masa itu Tari Topeng bukanlah kesenian yang dilakoni perempuan melainkan laki-laki.

Kiprah Rasinah melestarikan Tari Topeng tak jarang mengalami hambatan. Mulai dari situasi politik yang tidak memungkinkan seniman seperti dirinya berkiprah, hingga tantangan zaman yang semakin modern.

Ketika usia mulai tak memungkinkan dirinya untuk sering menari, Rasinah i menurunkan keahliannya menari topeng pada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya dengan membuka Sanggar Tari Mimi Rasinah. Selain itu, pada cucunya Aerli Rasinah.

Baca Juga: Upaya Seniman Tari dan Wayang Orang Memanfaatkan Teknologi untuk Bertahan di Tengah Pagebluk

Ia yakin Tari Topeng membutuhkan sukma baru agar bisa tetap lestari. Aerli diberikan tongkat estafet untuk meneruskan dirinya melestarikan kesenian tersebut. Di tangan Aerli lah, sanggar tari yang ia dirikan bisa terus melahirkan bibit-bibit baru penerus tari topeng di masa depan.

Berjuang di tengah pagebluk

Perjalanan sanggar tari Mimi Rasinah dan Aerli sebagai generasi penerus, tak hanya dihadapkan pada sulitnya mengedukasi kaum muda akan pentingnya melestarikan kebudayaan daerah. Hadirnya pagebluk juga menjadi tantangan baru bagi sanggar ini.

Pasalnya, kegiatan pementasan rutin yang kerap dilakukan di dalam sanggar, terpaksa terhenti. Begitu pula dengan kegiatan pelatihan, anak-anak dan remaja tak lagi bisa datang dan berkumpul layaknya dahulu kala.

Kehadiran pagebluk yang tiba-tiba, membawa kekhawatiran tersendiri di benak para seniman Tari Topeng. Bukan tidak mungkin, kesenian ini akan punah, tergerus lajunya arus teknologi dan  kebudayaan barat.

Baca Juga: Tanamera Coffee Sajikan Kopi Khas Indonesia Hingga ke Singapura

Untuk mendorong kebudayaan daerah tetap bangkit di tengah pagebluk, PT Pertamina (Persero) dan National Geographic Indonesia merangkul sanggar tari Mimi Rasinah untuk menyelenggarakan kelas tari secara virtual bertajuk "Kelas Tari Topeng Klana Dasar"  yang diselenggarakan pada Kamis, (12/11/2020).

Kelas tari ini akan mengangkat tentang gerakan dasar tari topeng, serta sejarah filosofis di balik kesenian tari topeng. Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) pun telah melakukan agenda serupa guna menjaga kelestarian tari topeng.

Hal ini dibuktikan melalui pertunjukan bertajuk “Geliat Seni Budaya” yang disiarkan langsung sebanyak 10 kali melalui akun media sosial, dengan menghadirkan berbagai cerita menarik di setiap penayangannya.

Sanggar Mimi Rasinah dan PT Pertamina (Persero) juga secara rutin mengedukasi siswa usia sekolah untuk mengenalkan budaya asli Indramayu, serta memberikan pelatihan keterampilan untuk para pengrajin topeng di Indramayu dan Cirebon.

Baca Juga: Kisah Para Seniman Wayang Orang Lestarikan Kesenian Adiluhung di Era Digital

Kerjasama PT Pertamina (Persero) dan National Geographic Indonesia pun telah membuahkan berbagai hasil, di antaranya yakni penyelenggaraan workshop virtual bertema pemanfaatan konten digital pada Oktober lalu, serta berbagai pentas seni virtual lainnya yang juga akan hadir di bulan November ini.

Untuk menikmati dan mempelajari keindahan tari topeng yang melegenda, sekaligus mengenal lebih dekat budaya Indonesia. Anda dapat mengikuti langsung kelas tari ini, melalui laman pendaftaran Kelas Mimi Rasinah.