Perjalanan Ramah Lingkungan dengan Bahan Bakar dari Sampah Plastik

By National Geographic Indonesia, Rabu, 25 November 2020 | 14:41 WIB
Bahan bakar dari sampah plastik, inovasi Get Plastic. (Dok. Get Plastic)

Nationalgeographic.co.id - Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan berbagai lini kehidupan di masyarakat. Berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, sosial-budaya pun terkena imbasnya. Masa pandemi membuat manusia memikirkan dan merenungkan kembali apa yang telah ia lakukan pada Bumi.

Berbagai permasalahan lingkungan sebenarnya telah terjadi jauh sebelum pandemi menghantam dunia, proses percepatan krisis iklim telah terjadi sehingga musim hujan selalu jatuh pada waktu yang tidak tepat. Fenomena ini diperburuk dengan pola konsumtif manusia yang menghasilkan begitu banyak sampah, konsumsi yang meningkat khususnya terhadap plastik tidak dibarengi dengan pengolahan yang bijak.

Baca Juga: Lima Cara yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengurangi Jejak Karbon

Pada tahun 2018, Get Plastic menginisiasi sebuah perjalanan ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar solar dan bensin yang diperoleh dari pengolahan sampah plastik dengan metode pyrolysis. Perjalanan menggunakan vespa tersebut menjadi perjalanan terjauh menggunakan bahan bakar sampah plastik. Get Plastic sebagai inisiator perjalanan ramah lingkungan tersebut berhasil mencetak Rekor Muri dengan perjalanan total 1200 km.

Melanjutkan keberhasilan perjalanan ramah lingkungan (sustainable tour) yang digagas oleh Get Plastic pada tahun 2018, kini inisiasi perjalanan tersebut dilanjutkan dengan menggagas sebuah perjalanan yang lebih panjang bertajuk Demi Ibu Bumi.

Demi Ibu Bumi adalah perjalanan ramah lingkungan yang diinisiasi untuk merespon permasalahan-permasalahan lingkungan yang melukai alam (Ibu Bumi).

Proses pembuatan bahan bakar dari sampah plastik. (Dok. Get Plastic)

Untuk menguji kelayakan dan ketahanan bahan bakar pada tanggal 26-30 November 2020 Get Plastic akan melakukan perjalanan dari Bali-Jakarta. Perjalanan ini dilakukan dengan mengendarai satu mobil yang nantinya akan diisi dengan bahan bakar dari sampah plastik yang sudah diolah. Perjalanan yang dilakukan juga dibarengi dengan kunjungan Get Plastic ke wilayah-wilayah yang sempat mereka dampingi.

Dengan melibatkan beberapa pemuda yang tergabung dalam Get Plastic, mereka juga akan mengisi perjalanan dengan melakukan workshop pengelolaan sampah plastik dengan mesin yang mereka kembangkan secara mandiri. Hal tersebut dilakukan untuk merespon permasalahan sampah yang sedang kita hadapi hari-hari ini.

Baca Juga: Rencana Fukushima Buang Air yang Terkontaminasi Radioaktif ke Laut, Amankah?

Perjalanan uji kelayakan (test drive) ini akan menyasar beberapa titik di Indonesia, seperti Desa Pacung, Singaraja, Desa Cluring, Banyuwangi, dan Jakarta. Apa yang dilakukan Get Plastic menjadi cerminan dan bentuk tanggung jawab manusia terhadap alam.

Di tengah krisis iklim, pandemi dan juga permasalahan sampah yang tengah kita hadapi bersama, perjalanan ramah lingkungan ini menjadi pengingat bahwa sudah sepatutnya manusia memikirkan kembali apa yang telah ia berikan pada Ibu Bumi.