Temuan ini juga menjadi penguat bukti mengenai lokasi Punt, yang selama ini menjadi teka-teki. Sebab sebelumnya pada 1997, J Phillip menulis esai Punt and Aksum: Egypt and the Horn of Africa dalam Journal of African History menyebutkan bahwa Punt tak dapat ditemukan di peta manapun, dan tak memiliki sisa-sisa arkeologis.
“Babun adalah pusat perdagangan ini, jadi menentukan lokasi Punt itu penting,” terang Dominy. “Selama lebih dari 150 tahun, Punt telah menjadi misteri geografis. Analisis kami adalah yang pertama untuk menunjukkan bagaimana mumi babun dapat digunakan untuk memecahkan teka-teki abadi ini."
Baca Juga: Lokasi Pembuatan Mumi Mesir Kuno Ditemukan, Seperti Apakah?
Para peneliti juga sempat memperkirakan bahwa babun yang ditemukan juga berasal dari Nubia (kini Mesir selatan dan Sudan utara), tapi anggapan tersebut dikesampingkan karena tak terdapat bukti pendukungnya yang kuat, dan konfrontasi politik Mesir kuno dan Nubia pada masanya..
Dominy memaparkan, babun sangat penting bagi Mesir kuno untuk dipuja sebagai penggambaran Thoth, dewa bulan dan kebijaknsanaan. Banyak hieroglif Mesir kuno yang menggambarkan Papio hamadryas (babun hamadryas) sebagai laki-laki yang duduk dengan ekor meringkuk ke sebelah kanan tubuhnya.