Seperti Apa Upaya Sektor Pelayaran dalam Menerapkan Prinsip Ramah Lingkungan?

By Anissa Dea Widiarini, Minggu, 27 Desember 2020 | 10:53 WIB
Ilsutrasi kapal pesiar . (Shutterstock/muratart)

Mengendalikan emisi karbon

Sebagian besar kapal pesiar menggunakan mesin diesel raksasa sebagai penggeraknya. Sayangnya, penggunaan mesin ini dapat menghasilkan polusi udara berupa sulfur dioksida dan nitrogen oksida, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.

Karena itu, industri kapal pesiar mulai mencari cara untuk mengontrol emisi yang dihasilkan. Pertama, dengan menggunakan sistem pembersihan gas buang (EGCS). Menurut CLIA, sistem tersebut dapat mengurangi kadar sulfur oksida sebanyak 98 persen dan dapat mengurangi nitrogen oksida hingga 12 persen.

Kapal-kapal pesiar keluaran terbaru banyak yang menggunakan liquefied natural gas (LNG) sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Beberapa perusahaan kapal pesiar yang menggunakan kapal LNG di antaranya Carnival Corp dan Royal Caribbean Cruises Ltd.

Baca Juga: Ubah Ketinggian Pesawat Efektif Membuat Penerbangan Lebih Ramah Lingkungan?

Efisiensi bahan bakar

Selain mencari alternatif bahan bakar ramah lingkungan, perusahaan kapal pesiar juga berupaya membuat kapal mereka lebih hemat bahan bakar. Misalnya, menambahkan sistem pelumasan udara pada lambung kapal untuk mengurangi hambatan dan gesekan serta konsumsi bahan bakar.

Riset yang dilakukan University of Bonn di Jerman menunjukkan, sistem itu dapat menghemat hingga 20 persen bahan bakar sehingga bisa menurunkan emisi karbon dioksida global.

Selain itu, saat ini, telah banyak pelabuhan yang menyediakan pembangkit listrik khusus kapal, yang bisa digunakan ketika kapal merapat di pelabuhan. Dengan begitu, mesin kapal bisa dimatikan saat berada di pelabuhan untuk menghemat bahan bakar.

Mengurangi sampah plastik

Sama seperti wisata lainnya, kapal pesiar juga berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Contohnya, Norwegian Cruise Line yang berkomitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada 2020 dan menggantinya dengan gelas atau wadah berbahan kertas untuk air.

Kemudian, ada pula Oceania Cruises yang menjalin kemitraan dengan penyedia sistem distilasi air ramah lingkungan terkemuka di dunia, Vero Water sejak 2019. Begitu juga dengan Royal Caribbean yang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam bentuk sedotan dan kemasan saus.