Nationalgeographic.co.id—Beberapa waktu lalu Amerika Serikat terguncang berkat serbuan sejumlah pendukung Donald Trump ke Gedung Capitol, Washington, D.C. Kejadian itu terjadi saat Kongres Amerika Serikat sedang menggelar sidang pengesahan Joe Biden sebagai pemenang pemilu. Sejak dahulu, memang Gedung itu telah menjadi tempat penembakan, pembakaran, dan pemukulan sejak ratusan tahun lalu.
Pada 1814, pasukan Inggris membakar gedung federal di Washington, D.C, termasuk Gedung Putih dan Capitol. Hal ini dilakukan sebagai aksi pembalasan setelah Amerika membakar ibukota Inggris di Kanada.
Kendati, api tidak menghancurkan Capitol sepenuhnya, peristiwa kebakaran itu cukup merusak gedung. Beberapa anggota kongres menyarankan untuk memindahkan pemerintahan federal kembali ke Philadelphia.
Pembangunan Capitol secara resmi dimulai pada 18 September 1793, saat Presiden George Washington meletakkan batu pertama. Kongres mulai menggunakan gedung itu pada tahun 1800, saat pemerintah federal memindahkan operasinya dari Philadelphia ke Washington, D.C.
Richard Lawrence, seorang imigran Inggris mencoba membunuh Presiden Andrew Jackson pada 30 Januari 1835 ketika ia meninggalkan pemakaman kongres di Capitol. Upaya itu pun gagal dua kali. Pertama saat bubuk dari pistol gagal menyala dan kedua saat ia mengangkat pistol dan meleset dari sasaran. Tragedi itu diketahui sebagai upaya pertama pembunuhan Presiden Amerika Serikat.
Kejadian itu menyulut ketegangan antara anggota parlemen setelah presiden memberi veto RUU untuk mengesahkan kembali piagam Second Bank of the United States.
Baca Juga: Merapah Rempah: Mengungkap Narasi Asal-Usul Kesejatian Indonesia
Salah satu insiden lain yang paling terkenal adalah pencambukan terhadap Charles Sumner pada 1856. Seorang perwakilan pro-perbudakan, Preston Brooks memukul Senator anti-perbudakan, Charles Sumner dengan tongkat hingga hanpir pingsan. Sumner akhirnya pulih dan Brooks mengundurkan diri.