Nationalgeographic.co.id—Baru-baru ini para astronom menemukan kembali lubang hitam tua berukuran raksasa yang dinamai J0313-1806. Laporan temuan ini ditulis oleh Feige Wang dari University of Arizona bersama timnya, dan dipublikasikan di ArXiv.org pada Jumat (08/01).
Pengamatan spektroskopis pertama kali dilakukan pada 4 November 2019 menggunakan teleskop Magellan ke sebuah quasar (pusat galaksi) yang berjarak 13,03 miliar tahun cahaya dari Bumi. Diantara rangkaian debu, para astronom kemudian melihat adanya pergeseran merah yang menjadi emisi untuk ditinjau lebih lanjut.
Sebelumnya para ilmuwan menemukan quasar terjauh yang lebih dekat 20 juta tahun cahaya. Temuan terbaru ini menjadi rekor terbaru sebagai lubang hitam raksasa, dan memiliki massa dua kali lebih berat dari pendahulunya.
Baca Juga: Menelusuri Teka-Teki Galaksi Radio Berbentuk X di Ruang Angkasa
"Ini adalah bukti paling awal tentang bagaimana lubang hitam raksasa mempengaruhi galaksi induknya di sekitarnya," kata Wang dilansir dari Space. "Dari pengamatan galaksi yang lebih jauh, kami tahu bahwa ini harus terjadi, tetapi kami belum pernah melihatnya terjadi begitu awal di alam semesta."
Quasar merupakan inti galaksi aktif yang bercahaya dan ditenagai oleh lubang hitam raksasa yang aktif memakan materi di dekatnya. Ketika sejumlah materi tersedot, quasar melepaskan pancaran sinar yang sangat benderang dari radias elektromagnetik.
Para ilmuwan sebelumnya memperkirakan bahwa quasar merupakan tahap evolusi untuk beberapa galaksi, agar terus mengembang. Tetapi faktanya, diperkirakan lubang hitam yang berada di setiap quasar menelan jumlah massa yang setara dengan 25 matahari setiap tahunnya.
"Ini adalah tingkat pembentukan bintang yang relatif tinggi, mirip dengan yang diamati di quasar lain yang seusia, dan ini memberi tahu kita bahwa pusat galaksi berkembang sangat cepat," Weng berpendapat.
Mengenai pengamatan pada quasar, para astronom menggunakan data pindai gabungan dari beberapa teleskop dan bekerjasama dengan NASA, kemudian direduksi menjadi spektrum data yang dapat diteliti. Mereka memperkirakan massa J0313-1806 bertambah 200 kali massa matahari setiap tahunnya.
Baca Juga: Para Astronom Temukan Lubang Hitam Terdekat dari Bumi, Seperti Apa?
Wang dari timnya memerhatikan bagaimana J0313-1806 terbentuk. Mereka mengungkapkapn bila lubang hitam supermasif ini tumbuh dari lubang hitam kecil yang melahap berbagai materi.
Diduga, benda itu terbentuk persis ketika bintang pertama di alam semesta muncul, atau 670 juta tahun setelah big Bang, dan tumbuh secapat mungkin. Diperkirakan pada massa awal pertumbuhannya sekitar 10.000 kali matahari.