“Keberadaan SMBH (Supermassive black hole) yang begitu masif hanya 670 juta tahun setelah Big Bang secara signifikan menantang model umum teoretis pembentukan dan pertumbuhan SMBH,” tulis mereka.
Benih awal lubang hitam itu menurut para peneliti, terbentuk akibat sejumlah gas hydrogen purba yang hancur lebur. Kemungkinan lainnya yang ditawarkan para peneliti, benih J0303-1806 awalnya berukuran kecil kemudian terbentuk akibat matinya suatu bintang, dan berkat momen itu menjadikan lubang hitam tersebut dapat tumbuh lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.
“Kedua kemungkinan itu ada, tetapi belum ada yang terbukti,” terang astronom University of Arizona, Xiaohui Fan, dalam webinar yang diadakan American Astronomical Society, Selasa (12/01).
“Kita harus melihat jauh lebih awal (di alam semesta) dan mencari lubang hitam yang jauh lebih kecil untuk melihat bagaimana benda-benda ini tumbuh,” tambahnya.
Mereka menyampaikan, lubang hitam ini harus diselidiki lebih lanjut karena memiliki berbagai informasi mengenai pertumbuhan galaksi paling massif pada masa awal semesta.