Menurunnya Daya Kebal Mengakibatkan Infeksi Covid-19 Kedua Kali

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 8 Februari 2021 | 14:42 WIB
Berkat terapi plasma darah, pasien Covid-19 bisa lepas dari ventilator. ()

“Dia memiliki indeks massa tubuh 41,1 kg / m2. Data laboratorium menunjukkan jumlah sel darah putih 7800 sel / μL (neutrofil 78%, limfosit 17%, monosit 5%), hemoglobin 14,8 g / dL dan jumlah trombosit 204.000 sel / μL.”

Setelah sembuh, selama kurang lebih tiga bulan melakukan tes SARS-CoV-2 RNA yang hasilnya negatif. Tetapi pada bulan keempat ia dinyatakan kembali positif SARS-CoV-2 setelah diuji dengan swab hidung. Karena riwayat empat bulan sebelumnya, pihak rumah sakit merawatnya selama sehari.

Namun berdasarkan wawancara dengan dokter di hari itu, pasien juga mengakui bahwa dirinya sesekali tersedak, sesak napas, dan suaranya menjadi serak. Kemudian ia dirawat inap di rumah sakit selama seminggu.

Baca Juga: Wabah COVID-19, Peluang Perempuan Indonesia untuk Akrabi Teknologi

Ketika dinyatakan kembali positif, ia bersikeras bahwa selama empat bulan hanya sedikit berinteraksi dengan orang lain. Di rumah, ia hanya berinteraksi dengan kerabat dan keluarga dekatnya yang sama sekali tidak memiliki gejala dan tidak sakit apapun dalam jangka waktu dekat.

Para ahli yang mendiagnosa menyimpulkan bahwa kejadian ini mungkin dikarenakan infeksi ulang. Gejala yang kali ini lebih ringan, bisa jadi disebabkan karena sisa kekebalan dari infeksi parah pertama, ungkap mereka.

Sedangkan Centers of Disease Control and Prevention (CDC), sebelumnya beranggapan kejadian terinfeksi kedua kalinya disebabkan adanya pelepasan virus lanjutan yang sudah diidap.

Para dokter bersiteguh dalam laporannya, “Ketika pagebluk Covid-19 berevolusi, laporan yang muncul menunjukkan bahwa infeksi ulang SARS-CoV-2 sangat mungkin, tetapi tes positif RNA SARS-CoV-2 dalam selang waktu yang lama, tidak selalu menunjukkan hasil pelepasan virus dari infeksi Covid-19 sebelumnya yang persis.”

“Kalau pasien dengan penyakit parah mengembangkan tingkat antibodi yang lebih kuat, rentang waktu perlindungan mereka terhadap infeksi ulang dan mengakibatkan keparahan penyakit hingga kejadian, sebenarnya dapat diredam,” tulis mereka.

Tinjauan ini menjadi teka-teki yang perlu dipecahkan ke depannya. Pengamatan pasti akan menjelaskan lebih lanjut mengenai peristiwa ini, apakah yang diungkapkan CDC benar, atau spekulasi para peneliti. Mereka menghimbau agar semua yang sudah terinfeksi Covid-19 agar tetap mengikuti protokol kesehatan seperti masyarakat lainnya yang belum terpapar.