Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?

By Utomo Priyambodo, Senin, 8 Februari 2021 | 23:29 WIB
Lukisan berwujud babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge. (Adhi Agus Oktaviana/Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)

Nationalgeographic.co.id—“We have learned nothing,” kata salah satu seniman terbesar di abad ke-20, Pablo Picasso. Ia melemparkan kata-kata itu setelah dirinya menyaksikan lukisan Lascaux yang berusia 17.300 tahun.

Lukisan Lascaux adalah lukisan dinding yang terletak di dalam gua Lascaux di Dordogne, Prancis. Lukisan dinding ini menggambarkan banyak spesies hewan dan manusia yang dilukis dengan warna tanah berpigmen coklat, hitam, kuning, dan merah.

Menurut Picasso, pelukis revolusioner yang terkenal dengan aliran kubisme itu, ternyata selama ini dirinya dan seniman-seniman generasinya tidak pernah mempelajari hal baru apa pun. Sebab, manusia purba yang hidup di gua Lascaux belasan ribu tahun itu nyatanya sudah sedemikian hebat dalam menciptakan karya-karya lukis.

Baca Juga: Alih Fungsi Hutan Jadi Kebun Sawit Bikin Suhu Indonesia Makin Panas

Picasso yang wafat pada tahun 1973 itu tidak sempat tahu bahwa ternyata ada lukisan-lukisan gua yang lebih tua di belahan-belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Jika ia tahu, mungkin ia bakal lebih terkejut lagi.

Salah satu lukisan gua tertua di dunia ditemukan gua Lubang Jeriji Saléh di Kalimantan Timur. Menurut hasil sebuah riset yang laporannya telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 7 November 2018, lukisan berwujud hewan mirip sapi ini merupakan lukisan hewan buatan manusia tertua yang pernah ditemukan sampai pada tahun tersebut.

Salah satu gambar banteng yang diperkirakan berusia 40 ribu tahun lalu di gua Kalimantan Timur. (Luc-Henry Fage)

Tim peneliti gabungan yang menemukan dan meriset lukisan gua batu kapur ini terdiri dari para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), dan Griffith University. Dalam riset ini, para peneliti mengumpulkan sampel kalsium karbonat dari lukisan di gua tersebut untuk melakukan teknik penanggalan uranium.

Maxime Aubert, arkeolog dari Griffith University yang menjadi anggota tim riset ini, menjelaskan bahwa ketika air hujan merembes melewati batuan kapur, air akan melarutkan sedikit uranium yang terkandung di batuan itu. Begitu uranium mengalami decay atau peluruhan radioaktif, ia akan berubah menjadi thorium. Dengan mempelajari rasio uranium ke thorium di kalsium karbonat yang menutupi lukisan di gua, para peneliti akhirnya bisa menentukan usia lukisan tersebut.

Baca Juga: Menelusuri Kapal Perang Dunia II Belanda yang Terbenam di Laut Jawa

Lukisan gua di Kalimantan Timur itu hanyalah satu dari sekian banyak lukisan purba yang ada di Indonesia. Hingga saat ini, lukisan gua tertua di dunia yang telah ditemukan nyatanya juga berada di wilayah Indonesia.

Karya tertua tersebut merupakan lukisan bergambar babi kutil yang ada di situs Gua Leang Tedongnge, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Usia lukisan itu adalah 45.500 tahun!

Foto figur Babi 1 dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge. (Maxime Aubert/Griffith Center for Social Science and Cultural Research )

Prof. Adam Brumm, guru besar ilmu purbakala dari Griffith University di Australia, mengatakan bahwa lukisan-lukisan gua yang ada di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur itu merupakan lukisan-lukisan paling tua yang ada di dunia. Lukisan-lukisan gua di Indonesia itu lebih tua daripada lukisan-lukisan gua yang ada di Eropa seperti di Prancis dan Spanyol.

“Temuan-temuan di Indonesia sungguh sangat eksotis,” kata Adam dalam acara obrol santai online bertajuk ‘Perombakan Sejarah Seni dan Kebudayaan: Gua Seni Purba sebagai Warisan Budaya’ yang digagas oleh Pustaka Bergerak Indonesia pada Sabtu (6/2/2021) lalu.

Baca Juga: Studi Jelaskan Bagaimana Perubahan Iklim Memicu Pagebluk Covid-19

Menurut Adam, temuan-temuan lukisan purba di Indonesia ini sangat penting untuk memahami sejarah evolusi manusia dan perkembangan intelektual dan intelegensi manusia purba atau manusia prasejarah di dunia. “Temuan-temuan ini menunjukkan pemikiran yang sangat kreatif dan inovatif dari manusia-manusia purba yang hidup di wilayah tersebut.”

Adam menuturkan bahwa umumnya para arkeologi dan ilmuwan di Eropa meyakini perkembangan kesenian dan kebudayaan manusia bermula dari Eropa berdasarkan bukti-bukti yang sebelumnya mereka temukan. Namun temuan-temuan terbaru di Indonesia ini tampaknya bisa mematahkan teori tersebut.

Berdasarkan temuan-temuan ini, alih-alih dari Eropa, seniman-seniman lukisan pertama di dunia mungkin berasal dari Indonesia. Tapi mungkin saja nanti ditemukan karya-karya seni lainnya yang lebih tua di wilayah lain. Mungkin nantinya ada karya seni tertua lain yang ditemukan di Afrika, misalnya, sebagaimana teori evolusi bahwa persebaran manusia purba berasal dari wilayah tersebut.

Lukisan prasejarah di Leang Tedongnge. (AA Oktaviana)

Dr. Pindi Setiawan, peneliti seni cadas prasejarah dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, menambahkan bahwa lukisan-lukisan gua di Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan merupakan karya seni yang bercerita (storytelling). “Yang paling menarik dari temuan ini, ternyata manusia prasejarah (di Indonesia) sudah bisa membuat gambar adegan dan cerita,” ujar Pindi dalam acara yang sama bersama Adam.

Baca Juga: Paus yang Terdampar di Florida Ternyata Spesies Baru Terancam Punah

Pindi juga sepakat dengan Adam bahwa pentingnya dari temuan-temuan ini adalah mereka barangkali “bisa menggeser cerita evolusi manusia terutama dari sisi kognitifnya.” Menurutnya, kita selama ini mungkin terlalu merendahkan kemampuan kognitif manusia prasejarah.

Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, menambahkan bahwa temuan-temuan lukisan gua purba di Indonesia ini menunjukkan bahwa “perkembangan budaya manusia di dunia tidaklah linier dari Eropa saja.” Teori Eropa sentris yang selama ini berdiri kokoh mungkin bisa dirobohkan. Bahwa ledakan potensi kreatif manusia di dunia bukan semata-mata terjadi dan bermula di Eropa, melainkan juga terjadi di belahan-belahan dunia lain seperti di Indonesia.