Gigi 45.000 Tahun Ungkap Kawin Silang Neanderthal dan Manusia Modern

By Utomo Priyambodo, Rabu, 10 Februari 2021 | 12:00 WIB
Rekonstruksi Neanderthal yang dibuat untuk Natural History Museum di London. ()

Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?

Penelitian di gua Jersey yang sedang berlangsung ini juga menyoroti sifat kompleks dan sebagian warisan Neanderthal untuk umat manusia modern. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, penyelidikan arkeologi di dalam dan di sekitar gua ini akhirnya berhasil mengungkap kehidupan sehari-hari manusia Neanderthal (dan juga kemungkinan warisan manusia campuran) yang tinggal di sana.

Ratusan perkakas batu dan sejumlah besar sisa makanan ditemukan di gua tersebut. Dari temuan-temuan ini, para arkeolog telah mempelajari lusinan pisau batu api, banyak ujung tombak, dan sejumlah pengikis batu api yang digunakan oleh penduduk gua untuk membersihkan kulit binatang dan menghilangkan kulit kayu dari kayu. Banyak dari alat tersebut dibuat di dalam gua, tetapi batu api itu sendiri telah dibawa ke sana setidaknya dari jarak 30 mil.

Salah satu temuan alat yang paling tidak biasa adalah pengikis yang sangat bagus dan indah. Alat ini terbuat dari jasper merah yang mungkin diperoleh dari jarak setidaknya 100 mil.

Sisa-sisa makanan di dalam gua telah memberikan petunjuk mengapa Neanderthal tinggal di gua khusus ini. Mereka tampaknya tidak hanya berpesta makanan dengan menu rusa kutub dan bison, tetapi juga badak dewasa yang berkulit sangat keras dan mammoth yang berbulu sangat tebal.

Baca Juga: Menelusuri Kapal Perang Dunia II Belanda yang Terbenam di Laut Jawa

Gua itu tampaknya telah menjadi basis berburu yang dipilih secara khusus karena menghadap ke area seluas 10 mil persegi dari lusinan ngarai mini yang curam, sedalam dua hingga tiga meter, yang saling silang, sehingga memberikan peluang sempurna untuk berburu dan menyergap hewan buruan.

Proyek penelitian gua Jersey ini didanai oleh Jersey Heritage dan Natural Environment Research Council Inggris. Para peneliti yang terlibat dalam proyek riset ini berasal dari Natural History Museum, UCL Institute of Archaeology, University of Wales Trinity St David, University of Kent, Wessex Archaeology dan British Museum. Laporan hasil penelitian ini telah diterbitkan pekan lalu di Journal of Human Evolution.