1.300 Tahun yang Lalu Pangandaran dan Cilacap Sempat Dilanda Tsunami

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 17 Februari 2021 | 09:00 WIB
Kotak biru menunjukkan lokasi pengambilan data untuk diteliti di Situs Batu Kalde untuk menguak adanya tsunami berusia 1300 tahun. Situs ini juga merupakan tempat peribadatan umat Hindu kuno. (Michael Bunds/Utah Valley University)

Tak jauh dari Situs Batu Kalde terdapat Gua Panggung yang menghadap langsung ke sisi timur pantai Cagar Alam Pangandaran. Di dalamnya, terdapat situs kuburan Embah Jaga Lautan yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam di tanah Pangandaran. Stuart berpendapat, dengan nama tokoh itu mungkin merujuk pada ancaman tsunami di masa sebelumnya.

Baca Juga: Menguak Sisa Kerajaan Pananjung, Kuasa yang Hilang di Pangandaran

Dalam observasinya di gua itu, ia menemukan pada sisi-sisi gua terdapat endapan yang terkoyak-koyak. Menurutnya, itu menunjukkan adanya aktivitas tsunami yang masuk ke dalam gua ini, dan lebih tua dari tsunami 2006 maupun 1921.

Komposisi sedimen dan umur radiokarbon menunjukkan bahwa keberadaannya di gua itu terjadi akibat satu endapan tsunami di masa lalu.

Terdapat arang berusia 5000 tahun yang melapisi bahan organik modern, yang hasilnya serupa dengan di Situs Batu Kalde bahwa bahan itu terdampar akibat tsunami. Arang ini juga menunjukkan bahwa tsunami pertama-tama menyapu lantai gua, kemudian mengeluarkan berbagai materi yang ada.

Guratan abstrak pada sedimen di sisi Gua Panggung yang menggambarkan bagaimana tsunami menerjang ke dalam gua ini. (Kevin L Stuart/Brigham Young University)

Sedangkan hasil studi di kecamatan Adipala, Cilacap, ditemukan bukti tsunami dengan usia yang sama. Bukti itu berupa lapisan pasir kunging yang ditemukan pada kedalaman sekitar 90 centimeter dari permukaan tanah liat.

Bukti lainnya juga berupa sejumlah endapan lapisan magentit kecil yang tertimbun sengkedan di lokasi penggalian. Bukti ini menjalaskan bahwa gelombang tsunami itu menerjang dua kali ke daratan.

"Namun, usia sampel endapan [di Adipala] tidak dapat diketahui, begitu pula usia keberadaan punggungan bukit, sehingga lingkungan pengendapan asli untuk endapan tidak diketahui secara pasti. Namun demikian, temuan di Adipala mendukung kesimpulan yang dicapai untuk dua lokasi lainnya [Situs Batu Kalde dan Gua Panggung]," tutup Stuart.