Pada sebagian besar waktu setelah kawin, kecoak yang dimakan dalam rekaman video itu tetap tidak bergerak sama sekali. Lebih dari sepertiga waktu, kecoak yang dimakan "dengan keras mengguncang tubuhnya ke kiri dan ke kanan", yang terkadang membuat pasangannya berhenti mengunyah. Pesta makan ini berlanjut sampai keempat sayap pasangan mereka benar-benar hilang.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Makhluk Aneh yang Hidup di Bawah Lapisan Es Antartika
Bisa dibilang kanibalisme seksual tidak terlalu aneh untuk serangga. Namun biasanya praktik kanibalisme ini melibatkan serangga betina yang memakan serangga jantan pasangannya dengan cara yang fatal atau mematikan si jantan. Hal sebaliknya, serangga jantan memakan serangga betina pasangannya, jarang terjadi. Jadi, praktik kanibalisme secara timbal balik pada pasangan kecoak ini benar-benar unik.
Jika kanibalisme timbal balik semacam ini benar-benar ada di alam, itu menunjukkan monogami sejati. Sebab, aktivitas kanibalisme setelah hubungan seksual ini tampaknya menguntungkan –atau mungkin juga mengenyangkan-- satu sama lain. Tidak ada praktik kanibalisme timbal balik dan hubungan seks seperti itu yang pernah diamati di alam liar.
Video yang direkam oleh para peneliti itu terjadi di laboratorium, bukan di alam liar. Laporan hasil studi terhadap praktik kanibalisme setelah hubungan seks pada pasangan kecoak di laboratorium ini sudah mereka terbitkan di jurnal Ethology pada 25 Januari 2021.
Menurut tim peneliti, praktik kanibalisme yang terekam itu mungkin lebih berkaitan dengan bentuk perawatan daripada tujuan makan yang sebenarnya. Sebab, sayap kecoak tidak terbuat dari daging. Jadi mengunyah sayap ini mungkin tidak memberikan banyak nilai gizi bagi pasangannya.
Baca Juga: Apa yang Membuat Kecoak Bisa Hidup Tanpa Kepala?
Para peneliti menjelaskan bahwa jenis kecoak kayu tertentu ini mengambil bagian dalam praktik kanibalisme timbal balik untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasangan mereka sehingga mereka dapat membesarkan anak-anak mereka bersama selama bertahun-tahun tanpa harus khawatir pada risiko pengkhianatan.