Setelah Bercinta, Kecoak Jantan dan Betina Ini Saling Memakan

By Utomo Priyambodo, Jumat, 19 Februari 2021 | 09:00 WIB
Setelah berhubungan seks, kecoak jantan dan kecoak betina ini saling memakan satu sama lain. (Osaki and Kasuya, Ethology, 2021)

Nationalgeographic.co.id— Kecoak jantan dan betina adalah satu dari sedikit pasangan serangga yang diduga benar-benar kawin hanya sekali untuk seumur hidup. Rahasia cinta abadi spesies ini terletak pada sifat kanibalisme mereka.

Dalam kegembiraan pasca-hubungan-seks, pasangan kecoak bernama latin ini Salganea taiwanensis ini kemudian mengunyah sayap satu sama lain selama berhari-hari. Mereka makan dan dimakan secara bergiliran.

Fakta tersebut ditemukan oleh sekelompok peneliti yang mengumpulkan spesimen kecoak liar di hutan Jepang, sebagaimana dilansir Science Alert. Para peneliti itu telah merekam video 24 pasang serangga itu selama tiga hari untuk mencari tahu apa yang dilakukan makhluk-makhluk tersebut dan menyelidiki alasan mengapa mereka berperilaku demikian.

Pada sebagian besar waktu setelah kawin, kecoak yang dimakan dalam rekaman video itu tetap tidak bergerak sama sekali. Lebih dari sepertiga waktu, kecoak yang dimakan "dengan keras mengguncang tubuhnya ke kiri dan ke kanan", yang terkadang membuat pasangannya berhenti mengunyah. Pesta makan ini berlanjut sampai keempat sayap pasangan mereka benar-benar hilang.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Makhluk Aneh yang Hidup di Bawah Lapisan Es Antartika

Gambar ilustrasi kecoak yang saling memakan satu sama lain setelah berhubungan seks. (Haruka Osaki)

Bisa dibilang kanibalisme seksual tidak terlalu aneh untuk serangga. Namun biasanya praktik kanibalisme ini melibatkan serangga betina yang memakan serangga jantan pasangannya dengan cara yang fatal atau mematikan si jantan. Hal sebaliknya, serangga jantan memakan serangga betina pasangannya, jarang terjadi. Jadi, praktik kanibalisme secara timbal balik pada pasangan kecoak ini benar-benar unik.

Jika kanibalisme timbal balik semacam ini benar-benar ada di alam, itu menunjukkan monogami sejati. Sebab, aktivitas kanibalisme setelah hubungan seksual ini tampaknya menguntungkan –atau mungkin juga mengenyangkan-- satu sama lain. Tidak ada praktik kanibalisme timbal balik dan hubungan seks seperti itu yang pernah diamati di alam liar.

Video yang direkam oleh para peneliti itu terjadi di laboratorium, bukan di alam liar. Laporan hasil studi terhadap praktik kanibalisme setelah hubungan seks pada pasangan kecoak di laboratorium ini sudah mereka terbitkan di jurnal Ethology pada 25 Januari 2021.

Menurut tim peneliti, praktik kanibalisme yang terekam itu mungkin lebih berkaitan dengan bentuk perawatan daripada tujuan makan yang sebenarnya. Sebab, sayap kecoak tidak terbuat dari daging. Jadi mengunyah sayap ini mungkin tidak memberikan banyak nilai gizi bagi pasangannya.

Baca Juga: Apa yang Membuat Kecoak Bisa Hidup Tanpa Kepala?

Para peneliti menjelaskan bahwa jenis kecoak kayu tertentu ini mengambil bagian dalam praktik kanibalisme timbal balik untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasangan mereka sehingga mereka dapat membesarkan anak-anak mereka bersama selama bertahun-tahun tanpa harus khawatir pada risiko pengkhianatan.

Setelah terbang dari tempat kelahiran mereka dan menemukan pasangan, kecoak pemakan kayu memberi makan dan melindungi anak-anak mereka dalam kenyamanan batang kayu yang membusuk, membesarkan mereka bersama dan berbagi beban pengasuhan.

Di tempat yang sempit seperti itu, sayap mereka mungkin tidak terlalu berguna. Bagian tubuh pelengkap ini justru bisa membuat serangga rentan terhadap tungau, infeksi, dan gangguan kecoak lainnya.

Baca Juga: Spesies Paling Kuno dan Pintar Beradaptasi, Ini Fakta Unik Tentang Kecoak

Di masa dewasa, sepasang kecoak dewasa yang tidak bisa terbang hampir tidak pernah memasuki sarang pasangan lain. Meninggalkan rumah akan membuat kecoak dewasa kehilangan makanan, dan tanpa sayap yang panjang, mereka jadi lebih rentan dimangsa predator.

Oleh karena itu, melepaskan sayap satu sama lain bisa menjadi tindakan paling penuh kasih untuk kecoak jenis ini, memastikan kelangsungan hidup pasangan, kesetiaan mereka, dan kemampuan mereka untuk membantu membesarkan anak-anak bersama selama sisa hidup mereka.

Tidak jarang serangga lain kehilangan sayapnya saat dewasa, tetapi mereka biasanya tidak mendapat bantuan dari pasangan mereka yang berdedikasi untuk melakukannya. Jadi, kecoak kayu tampaknya mampu melakukan praktik kanibalisme timbal balik ini tanpa konflik sama sekali.