Riset: Pandemi COVID-19 Memang Membuat Langit Jadi Lebih Bersih

By Utomo Priyambodo, Jumat, 19 Februari 2021 | 20:15 WIB
Foto Gunung Gede Pangrango (Instagram @wibisono_ari)

Annuri Rossita, peneliti klimatologi terapan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas IPB pernah menulis di The Conversation bahwa ketentuan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 memang berdampak pada penurunan polusi udara di beberapa negara, termasuk Indonesia.

“Di Indonesia, pengawasan kualitas udara secara real time --kolaborasi antara Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim-IPB dengan National Institute for Environmental Studies, di Jepang-- mencatat adanya penurunan polusi udara di Kota Bogor, Jawa Barat,” tulisnya.

Level nitrogen dioksida, salah satu gas rumah kaca yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, turun 7,2% antara April dan Mei 2020, dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Penurunan polusi udara ini tidak hanya terjadi di Bogor, tapi juga Jakarta.

Baca Juga: Studi: Konservasi Lahan Gambut Bisa Kurangi Dampak Pandemi COVID-19

Foto Gunung Gede Pangrango yang viral di media sosial. (wibisono.ari/Instagram)

 

 

Baca Juga: Ilusi Optik: Mengapa Bulan di Dekat Ufuk Terlihat Lebih Besar?

Koordinator Bidang Analisis Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kadarsah, mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di DKI Jakarta oleh pemerintah untuk menekan laju penularan virus corona memberikan dampak signifikan terhadap penurunan tingkat polusi Jakarta. Menurut data Capaian Tahun Anggaran 2020, Pusat Informasi Perubahan Iklim, Sub Bidang Analisis Komposisi Kimia Atmosfer: Produk Informasi PSBB, tingkat polusi udara di Jakarta selama tahun 2020 turun drastis dibandingkan dengan data pengamatan dari tahun 2000-2019.