Sindrom Rapunzel: Remaja Ini Makan Rambutnya hingga Perutnya Dibedah

By Utomo Priyambodo, Rabu, 24 Februari 2021 | 13:00 WIB
Gumpalan rambut yang ditemukan di dalam perut seorang remaja di Inggris. (Jackman et al, BMJ Case Reports, 2021)

Nationalgeographic.co.id—Seorang remaja perempuan di Inggris memiliki kebiasaan kompulsif memakan rambutnya sendiri. Akibat kebiasaannya ini, rambut tebal menggumpal dalam perutnya dan akhirnya perutnya itu terpaksa harus dibedah.

Rambut tebal itu menggumpal menjadi seperti bola. Bentuknya oval dan panjangnya hingga 11 inci (48 sentimeter). Kasus langka ini telah ditangani dan laporan mengenai kasus ini telah diterbitkan di jurnal BMJ Case Reports pada 9 Februari 2021.

Kejadian ini diketahui bermula saat remaja perempuan berusia 17 tahun itu pergi ke rumah sakit, seperti dilansir Live Science. Sebelumnya ia sempat jatuh pingsan dua kali. Akibatnya, kulit kepalanya jadi memar.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Komunikasi Lewat Mimpi dengan Orang yang Tidur

Tim dokter di rumah sakit kemudian memeriksa kondisi gadis itu. Selama pemeriksaan menyeluruh mereka melihat adanya massa padat di dalam perut bagian atas remaja perempuan itu.

Sebelumnya, kepada tim dokter, remaja itu mengatakan bahwa dia mengalami sakit perut yang terus-menerus selama lima bulan terakhir. Dan selama dua minggu sebelum kunjungannya ke rumah sakit, rasa sakit perut itu semakin memburuk.

Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) pada perut gadis itu menunjukkan "perut yang sangat buncit" dengan massa besar di dalamnya, dan robekan di dinding perut, tulis para peneliti dari Queen's Medical Center di Nottingham di Inggris ke dalam jurnal.

Remaja itu kemudian didiagnosis mengidap sindrom Rapunzel. Sindrom Rapunzel adalah kondisi medis yang sangat langka di mana rambut yang dimakan seseorang menjadi kusut, menggumpal, dan terperangkap di perutnya. Hal ini menyebabkan terbentuknya trichobezoar (bola rambut) yang memiliki ekor panjang yang memanjang ke bagian usus kecil di dalam perut.

Baca Juga: Jumlah Orang Hikikomori Diprediksi Meningkat Pasca Pandemi COVID-19