Martha Tiahahu, Perempuan yang Jadi Panglima Perang di Usia 17 Tahun

By Utomo Priyambodo, Rabu, 24 Februari 2021 | 18:41 WIB
Patung Christina Martha Tiahahu, Ambon. (Warsono/National Geographic Indonesia)

 

Nationalgeographic.co.id—Jika kita pernah main ke kawasan Blok M, Jakarta Selatan, kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengunjungi Taman Martha Tiahahu. Tapi tahukah Anda siapa dia?

Martha Tiahahu adalah panglima peramng perempuan termuda di pasukan Kapitan Pattimura saat perang melawan Belanda. Perempuan bernama lengkap Martha Christina Tiahahu ini sudah jadi panglimang perang di usianya yang baru 17 tahun.

Martha Christina Tiahahu lahir pada tanggal 4 Januari 1800 di Desa Abubu, Nusa Laut, Maluku. Dia merupakan putri sulung dari Kapitan Paulus Tiahahu, salah satu pemimpin tentara rakyat Maluku.

Dengan rambut panjangnya yang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah), ia mendampingi ayahnya angkat senjata untuk mengusir penjajah di Pulau Nusa Laut maupun di Pulau Saparua. Berbekal semangat pantang menyerah dan kabaressi (artinya keberanian dalam bahasa Maluku), perempuan muda itu tegak berdiri di deretan laskar perlawanan terhadap Belanda yang dipimpin Kapitan Pattimura. Sang srikandi muda itu bertekad kuat untuk mengusir para penjajah Belanda dari tanah Maluku.

Di pasukan Pattimura, Martha Tiahahu ikut berperan dalam sejumlah peristiwa penting. Salah satunya dalam pertempuan merebut Benteng Duurstede dari Belanda pada 17 Mei 1817.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Martha Christina Tiahahu, Srikandi dari Tanah Maluku

Martha Tiahahu juga turut berperan dalam pertempuran melawan Belanda di Pulau Saparua. Tepatnya di Desa Ouw, Ullath. Di tengah keganasan pertempuran itu, Martha memberikan kobaran semangat kepada Pasukan Nusa Laut untuk menghancurkan musuh.

Pekikan semangat Martha telah membakar semangat kaum perempuan untuk turut mendampingi kaum laki-laki di medan pertempuran.

Pada pertempuran tersebut, Richemont, seorang pimpinan perang Belanda dapat dibunuh oleh pasukan Martha Tiahahu. Dari segala penjuru pasukan rakyat mengepung. Sorak sorai pasukan bercakalele. Teriakan yang menggigilkan memecah udara dan membuat rambut roma berdiri.

Martha Christina Tiahahu (Lutfi Fauziah)