Menyimak Foto Kisah Hikikomori yang Hidup Mengurung Diri di Jepang

By Utomo Priyambodo, Kamis, 25 Februari 2021 | 09:00 WIB
Hikikomori di Jepang: Fuminori Akoa (29 tahun) telah mengisolasi diri di kamarnya selama setahun. (Maika Elan/National Geographic)

Istilah hikikomori sendiri berasal dari kata kerja hiki yang artinya “menarik” dan komori yang berarti “berada di dalam”. Istilah ini diciptakan pada tahun 1998 oleh psikiater Jepang bernama Profesor Tamaki Saito.

Saito memilih istilah tersebut untuk mendeskripsikan banyak anak muda yang dia temui yang tidak memenuhi kriteria untuk didiagnosis mengidap penyakit mental, tetapi tetap berada dalam keadaan penarikan diri yang ekstrem. Penarikan diri mereka ini menyusahkan orang tua mereka karena harus memenuhi kehidupan mereka selama isolasi tersebut.

Ada beberapa ciri khas orang-orang dengan hikikomori. Salah satunya adalah secara fisik mereka mengisolasi diri mereka sendiri di rumah atau bahkan di kamar setidaknya selama enam bulan atau lebih. Mereka enggan bersosialisasi dengan dunia luar. Dan akibatnya akan ada gangguan signifikan pada pemenuhan kebutuhan kehidupan mereka karena mereka menghindari kegiatan-kegiatan berinteraksi dengan orang lain.

Baca Juga: Kesehatan Mental Anak Muda dan Kelompok Minoritas Menurun Selama Pandemi

Pemerintah Jepang memperkirakan ada lebih dari 1,1 juta orang dengan hikikomori di Jepang. Dan sekarang terdapat peningkatan pengakuan ciri-ciri hikikomori di berbagai negara lain.

Orang-orang dengan hikikomori ini perlu segera dirangkul dan didukung untuk keluar dari isolasi diri mereka. "Semakin lama hikikomori terpisah dari masyarakat, semakin mereka merasa gagal. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri dan akhirnya semakin takut keluar dari rumah. Tinggal di dalam kamar akan membuat mereka merasa 'aman'," ujar Elan.