Baca Juga: Video: Menapaki Maghilewa, Desat Adat Indah di Gunung Inerie Flores
Misteri “guci-guci orang mati” itu bertahan. Hanya kurang dari 10 persen dari benda-benda megalit itu yang telah diselidiki, kata para peneliti seperti dikutip dari Science Alert.
Dalam beberapa tahun terakhir, ekspedisi di beberapa bagian situs yang dianggap aman telah dimulai, dan para arkeolog kini telah membuat beberapa penemuan penting tentang benda-benda yang tidak biasa ini. Beberapa guci ternyata berdiri sendiri, sementara yang lain berkelompok dalam kelompok besar.
"Sampai saat ini, belum mungkin memperkirakan kapan guci-guci itu pertama kali ditempatkan di lanskap/area tersebut atau dari mana batu-batu itu berasal," tulis tim peneliti internasional menjelaskan dalam laporan hasil riset mereka yang telah terbit di jurnal PLOS One.
Namun menurut analisis mereka, dengan menggunakan teknik yang disebut Optically Stimulated Luminescence (OSL) untuk mengetahui usia guci-guci tersebut, benda-benda aneh itu kemungkinan telah ditaruh di area tersebut pada akhir abad kedua Sebelum Masehi. Itu artinya guci-guci ini berumur lebih dari 3.000 tahun.
Baca Juga: Temuan Peti Harta Karun Kapal Rempah VOC yang Berlayar ke Batavia 1740
Adapun hasil penanggalan karbon pada beberapa bagian lain situs yang jadi tempat penguburan kerangka utama manusia dan juga kumpulan tulang manusia yang diikat dan dimasukkan ke guci, menunjukkan aktivitas tersebut terjadi antara abad 9-13 Masehi.
Bukti-bukti terbaru ini menunjukkan bahwa keberadaan Dataran Guci itu mendahului eksisnya praktik penguburan terbaru di Laos dengan selang waktu ribuan tahun. Adapun apa artinya itu, kami belum tahu, kata para peneliti.
"Data yang disajikan di sini sangat menunjukkan bahwa penempatan megalit-megalit itu mendahului aktivitas penguburan di sekitar guci-guci itu, ini menunjukkan adanya penggunaan kembali situs dan makna ritual yang bertahan lama," tulis para peneliti.
Baca Juga: Breaking News: Temuan Harta Karun Koin Cina Abad Ketujuh di Lasem
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ritual penguburan mayat itu mungkin sama tuanya dengan penempatan batu-batu besar itu sendiri. Jadi pencarian yang lebih luas ke depan tampaknya akan bisa mengungkapkan garis waktu yang lebih detail terkait aktivitas manusia di sana pada zaman dahulu kala.
Teka-teki lain yang tersisa adalah bagaimana guci-guci itu bisa sampai ke posisi mereka saat ini. Penelitian di sebuah situs menunjukkan bahwa lokasi tambang yang paling mungkin menjadi asal tempat batu-batu besar itu berada 8 kilometer (5 mil) dari tempat guci-guci itu sekarang.
Jadi bagaimana budaya kuno yang menciptakan guci-guci ini bisa mengangkat batu-batu besar tersebut sejauh 8 kilometer? Diperkirakan, total berat dari guci-guci ini adalah lebih dari 30 ton. Tampaknya, pertanyaan ini masih akan menjadi misteri selama berabad-abad ke depan.