Iklim yang Tak Kondusif Membuat Peradaban Kuno Tiongkok Kian Hidup

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 2 Maret 2021 | 14:00 WIB
Di mahkotai oleh piramida melangkah lebih dari 200 kaki, sebuah kota benteng berusia 4.300 tahun yang dikenal sebagai Shimao menantang narasi tradisional tentang sejarah awal Tiongkok. (Ben Sherlock)

 

 

 

Nationalgeographic.co.id—Iklim, sebagai faktor alam dapat mempengaruhi bagaimana perilaku makhluk hidup demi mempertahankan dirinya. Tapi pada konteks manusia, ternyata perubahan perilaku itu tak selalu difaktorkan oleh kondisi iklim saja.

Sebuah studi dari Washington Universiy di St. Louis, mendapatkan bukti bagaimana manusia di masa lalu--dengan peralatan yang seadanya--merespon pada perubahan iklim.

Studi yang dilakukan bersama Chinese Academy of Sciences menunjukkan, terdapat masa pengeringan di dataran tengah Tiongkok yang terjadi selama masa awal zaman perunggu. Kendati kondisi lingkungan yang demikian, tak ditemukan adanya pengurangan pada populasi manusia.

Sebaliknya, para peneliti dalam laporan di Environmental Research Letter, justru menemukan pembangunan pertanian dan struktur sosial manusia yang kian kompleks. Hal ini memicu peningkatan dramatis pada populasi manusia 3.500 hingga 3.900 tahun yang lalu.

"Studi kami menunjukkan bahwa kita perlu mengapresiasi pada cara ketahanan manusia saat itu, ketika kami justru mempertimbangkan efek iklim dan pengaruhnya pada mereka," kata peneliti Tristram R Kidder, dikutip dari rilis.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Misteri Umur dari 'Guci Orang-Orang Mati' di Laos