NASA Bingung dengan Munculnya Garis-Garis Geologi Aneh di Rusia

By Utomo Priyambodo, Rabu, 3 Maret 2021 | 11:00 WIB
Pola garis-garis geologi aneh di sekitar Sungai Markha di Seiberi, Rusia. (NASA Earth Observatory/ Landsat 8)

Nationalgeographic.co.id—Pekan lalu para peneliti NASA mengunggah serangkaian foto lanskap bergaris-garis aneh di Rusia ke situs web NASA Earth Observatory. Foto-foto itu diambil dengan satelit Landsat 8 selama beberapa tahun. Foto-foto tersebut menunjukkan daratan di kedua sisi Sungai Markha di Siberia, beriak dengan garis-garis gelap dan terang yang bergantian.

Garis-garis aneh nan misterius di sekitar Sungai Markha itu terlihat di empat musim. Namun garis-garis ini paling jelas terlihat pada musim dingin, saat salju putih membuat pola kontras menjadi lebih mencolok.

Pola garis-garis geologi yang aneh itu membuat bingung para ilmuwan. Mereka tak sepenuhnya bisa memahami mengapa daratan di Rusia itu tampak bergaris-garis seperti itu.

Baca Juga: Menyingkap Waktu Tsunami Aceh dari Catatan Alam di Gua Euk Leuntie

Pola garis-garis geologi aneh di sekitar Sungai Markha di Seiberi, Rusia, tetap terlihat pada musim-musim yang berbeda. (NASA Earth Observatory/ Landsat 8)

Live Science melansir, beberapa ilmuwan menawarkan penjelasan mengenai fenomena tersebut tapi mereka tidak sepenuhnya yakin juga pada penjelasan itu. Sebagian penjelasan bahkan bertentangan dengan teori yang dibuat NASA.

Salah satu penjelasan yang mungkin adalah garis-garis tersebut terbentuk di tanah es. Menurut NASA, wilayah Dataran Tinggi Siberia Tengah ini menghabiskan sekitar 9 persen tahunnya tertutup lapisan tanah beku, meskipun kadang-kadang mencair dengan cepat.

Petak-petak tanah yang terus menerus membeku, mencair, dan membeku kembali diketahui menimbulkan desain melingkar atau bergaris aneh yang disebut tanah berpola. Fenomena itu pernah dilaporkan oleh para ilmuwan geofisika dari University of California dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2003 di jurnal Science. Efek garis-garis aneh terjadi ketika tanah dan batu secara alami menyortir diri selama siklus pembekuan-pencairan.

Namun, contoh tanah berpola lainnya --misalnya lingkaran batu di Svalbard, Norwegia-- cenderung lebih kecil skalanya daripada garis yang terlihat di Siberia itu.

Baca Juga: Saat Pulau Run di Maluku Ditukar dengan Manhattan di Amerika

Penjelasan lain yang mungkin adalah terakit erosi. Thomas Crafford, ahli geologi dari US Geological Survey, mengatakan kepada NASA bahwa garis-garis itu menyerupai pola di batuan sedimen yang dikenal sebagai geologi kue lapis.

Pola-pola ini terjadi ketika salju meleleh atau hujan menetes ke bawah bukit, memotong dan membuang potongan batuan sedimen menjadi tumpukan. Proses tersebut dapat membentuk lempengan sedimen yang terlihat seperti irisan kue lapis, kata Crafford, dengan garis-garis yang lebih gelap mewakili area yang lebih curam dan garis-garis yang lebih terang menunjukkan area yang lebih datar.

Sesuai dengan gambar di atas, lapisan sedimen semacam ini akan lebih menonjol di musim dingin, saat salju putih berada di area yang lebih datar, membuatnya tampak lebih terang. Polanya memudar saat mendekati sungai, di mana sedimen berkumpul menjadi tumpukan yang lebih seragam di sepanjang tepian setelah jutaan tahun erosi, tambah Crafford.

Penjelasan ini sepertinya cocok sekali, menurut NASA. Tetapi sampai wilayah itu dapat dipelajari lebih dekat, itu akan tetap menjadi salah satu misteri yang ada di Siberia.