Kesialan-Kesialan Kaum Bumi Datar Saat Coba Buktikan Bentuk Bumi

By Utomo Priyambodo, Senin, 15 Maret 2021 | 20:00 WIB
Peta Bumi datar yang digambar oleh Orlando Ferguson pada 1893. (Wikimedia Commons)

 

Nationalgeographic.co.id—Ada-ada saja kelakuan penganut teori bumi datar (Flat Earth Theory). Berkali-kali mereka mencoba membuktikan bahwa bumi ini berbentuk datar, berkali-kali itu pula mereka gagal.

Bukan hanya karena bentuk Bumi memang bulat. Kegagalan upaya "pembuktian" yang dilakukan orang-orang dari Kaum Bumi Datar sering disebabkan oleh adanya kesialan yang menimpa mereka. Atau, "pembuktian" yang berujung pada kesialan.

Berikut adalah kesialan-kesialan yang pernah menimpa orang-orang penganut teori bumi datar saat mereka mencoba membuktikan bentuk bumi ini. 

Baca Juga: Penganut Teori Bumi Datar Berencana Lakukan Perjalanan ke ‘Tepi Dunia’

1. Tewas dalam peluncuran roket yang gagal

Seorang pilot pemberani AS, "Mad" Mike Hughes, 64 tahun, tewas dalam percobaan peluncuran roket buatan sendiri di gurun California. BBC melansir, roket bertenaga uap yang Hughes naiki di dekat Barstow pada 2018 itu segera jatuh menukik kembali tak lama setelah lepas landas. Sebuah video di media sosial menunjukkan roket itu diluncurkan ke langit sebelum jatuh ke tanah di dekatnya.

Selama ini Hughes terkenal dengan keyakinannya bahwa Bumi itu datar. Dia berharap bisa membuktikan teorinya itu dengan pergi ke luar angkasa. Peluncuran hari Sabtu itu disebut direkam sebagai bagian dari Homemade Astronauts, sebuah serial TV baru tentang pembuat roket amatir yang akan ditayangkan di US Science Channel. Proyek tersebut harus dilaksanakan dengan anggaran yang ketat.

Mike Hughes diperiksa paramedis setelah meluncur dengan parasutnya. (Gita Laras Widyaningrum)

Dengan bantuan rekannya Waldo Stakes, Hughes mencoba mencapai ketinggian 5.000 kaki (1.525 m) saat mengendarai roket bertenaga uapnya, menurut Space.com. Dalam video peluncuran, parasut terlihat mengikuti di belakang roket, tampaknya dikerahkan terlalu dini, beberapa detik setelah lepas landas.

Dalam sebuah tweet, Science Channel mengatakan Hughes telah meninggal dalam mengejar mimpinya. Departemen Sheriff Wilayah San Bernardino mengatakan petugasnya dipanggil ke acara peluncuran roket sekitar pukul 14:00 waktu setempat (22:00 GMT) pada hari Sabtu.

Kantor sheriff mengatakan "seorang pria dinyatakan meninggal setelah roket jatuh di gurun terbuka". Juru bicara Hughes mengkonfirmasi kepada outlet media AS bahwa memang pilot "gila" itulah yang tewas.

Baca Juga: Roket Pendukung Teori Bumi Datar Gagal Meluncur Lagi

2. Dikarantina saat coba ingin ke "ujung" bumi di masa lockdown

Dua penganut bumi datar terpaksa dikarantina setelah mencoba mencapai "ujung bumi" selama masa lockdown di Italia. Pasangan itu, seorang pria dan wanita paruh baya dari Venesia, berangkat untuk membuktikan teori mereka bahwa dunia ini datar dengan mencoba berlayar ke Lampedusa, sebuah pulau antara Sisilia dan Afrika Utara.

Sepasang kaum bumi datar itu meninggalkan Venesia selama lockdown akibat pandemi corona di Italia dan pergi ke Termini Imerese, sebuah kota di pantai utara Sisilia, tempat mereka menjual mobil dan membeli perahu. Dari sana, mereka menuju Lampedusa, yang berada di lepas pantai selatan Sisilia. Ujung Pulau Lampedusa itulah yang mereka yakini sebagai bagian ujung bumi yang "berbentuk datar" ini.

Namun, kapal tersebut tidak berhasil mencapai Lampedusa, dan sebaliknya, kaum bumi datar itu berakhir di Pulau Ustica, di lepas pantai barat laut Sisilia. Mereka kelelahan dan kehabisan tenaga.

Salvatore Zichichi, seorang dokter dari kantor kesehatan maritim Kementerian Kesehatan yang membantu pasangan tersebut setelah mereka tersesat, mengatakan bahwa mereka menggunakan kompas untuk navigasi. "Lucunya, mereka menggunakan kompas, instrumen yang bekerja berdasarkan magnet bumi, sebuah prinsip yang harus mereka tolak sebagai penganut bumi datar," kata Zichichi sebagaimana diberitakan Newsweek.

Baca Juga: NASA Bingung dengan Munculnya Garis-Garis Geologi Aneh di Rusia

Menurut para penganut teori bumi datar, ada tembok es raksasa di Antartika. (Getty Images/iStockphoto)

Sepasang penjelajah itu akhirnya dibawa untuk dikarantina. Mereka sempat mencoba melarikan diri dan kembali ke laut tetapi sekali lagi dihentikan dan dibawa kembali ke karantina. Beberapa hari kemudian, mereka mencoba melarikan diri lagi tetapi tidak berhasil.

Sementara pasangan penganut Bumi datar itu percaya bahwa ujung bumi ada di Lampedusa, Kaum Bumi Datar pada umumnya percaya bahwa Bumi dikelilingi di semua sisi oleh dinding es yang menahan samudra. Dinding es ini adalah nama yang dinamai oleh para penjelajah sebagai Antartika.

"Di luar tembok es adalah topik yang sangat menarik bagi Kaum Bumi Datar. Sepengetahuan kami, tidak ada yang pernah melewati tembok es dan kembali untuk menceritakan perjalanan mereka. Yang kami tahu adalah bahwa tembok itu mengelilingi bumi dan berfungsi untuk bertahan di lautan kita dan membantu melindungi kita dari apa pun yang ada di baliknya," kata perkumpulan Kaum Bumi Datar atau Flat Earth Society.

Jadi peta dunia versi mereka adalah bumi ini berbentuk lingkaran datar yang dikelilingi oleh Antartika. Di balik Antartika itulah terdapat tepian bumi.

Baca Juga: Bumi Tidak Lagi Datar, Google Tampilkan Bumi Bulat dalam Google Maps

3. Terjebak jadi anggota Angkatan Laut demi buktikan bentuk bumi

Seorang pria di Amerika Serikat (AS) bahkan dilaporkan sengaja masuk ke Angkatan Laut AS untuk mematahkan kaum yang percaya bahwa bentuk bumi bulat. Seorang pengguna Reddit, TrungusMcTungus, menyampaikan cerita itu berdasarkan pertemuan dengan seorang kenalannya di Angkatan Laut AS. Dia menyebut kenalannya itu sengaja masuk menjadi prajurit AL agar dapat melihat bahwa bumi itu datar ketika di laut.

"Saya memiliki seorang kenalan yang saya temui di Angkatan Laut, yang bergabung secara khusus sehingga dia dapat melihat bahwa Bumi itu datar saat berada di laut," kata TrungusMcTungus seperti dilansir IFL Science.

Mike Hughes dan roket buatannya. (Waldo Stakes/Mad Mike Hughes/AP)

Selama bertugas, TrungusMcTungus mengaku kenalannya itu rutin memetakan lokasi, kecepatan hingga arah kapal. Bahkan, aktivitas itu dilakukan kenalannya beberapa kali dalam sehari. Karena aktivitas itu, kata TrungusMcTungus, kenalannya itu akhirnya menyadari bahwa bumi tidak datar, melainkan bulat seperti yang disampaikan oleh para ahli.

"Akhirnya dia menyadari bahwa jalur yang diambil kapal tidak mungkin jika bumi datar, berdasarkan jarak yang mereka tempuh versus kecepatan mereka," ujarnya.

Sayangnya, karena setiap angkatan laut wajib memenuhi kontrak minimal empat tahun, dia sekarang terjebak di Angkatan Laut.