Kudeta Militer hingga Parpol, Mengapa Banyak Orang Haus Kekuasaan?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 9 Maret 2021 | 20:00 WIB
Pengumuman kudeta oleh pejabat militer disiarkan oleh stasiun televisi. (Gloria Samantha)

Pada umumnya, manusia tergerak untuk mencari kekuasaan karena tiga alasan. Pertama adalah alasan pemenuhan diri (self-fulfillment). Para psikolog telah mempelajari bahwa kekuasaan bisa membuat orang yang memilikinya senang dan manusia memiliki keinginan alami untuk mendapatkan hal tersebut.

Kedua adalah terkait dengan kemakmuran finansial (financial prosperity). Sebagian orang menggunakan kekuasaan mereka untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan finansial mereka. Banyak pejabat memanfaatkan kekuasaan politik mereka, misalnya, untuk mengubah semua kebijakan semua bisnis demi keuntungan bagi perusahaannya sendiri sehingga membuatnya makmur secara finansial.

Ketiga adalah untuk melampaui hukum (bypassing laws). Menjadi berkuasa, baik secara politik maupun finansial, dapat memberi Anda kesempatan untuk melakukan tindakan ilegal tanpa dihukum. Anda yang kaya raya, misalnya, masih punya cukup uang untuk membayar perbuatan Anda yang melanggar hukum tersebut.

Baca Juga: Ghosting: Alasan, Cara Bekerja, dan Dampaknya dalam Hubungan

Ethan Couch, seorang remaja di Amerika Serikat misalnya, bisa lolos dari pelanggaran hukum mengemudi dalam keadaan mabuk dan menabrak empat orang hingga tewas. Putra seorang pengusaha kaya di AS itu mampu melewati tuntutan hukum normal setelah dilindungi oleh beberapa pengacara pembela yang dikirim oleh orang tuanya. Keluarganya yang mampu membayar 500.000 dolar AS setahun dan sebagainya gantinya mereka bisa mengeluarkan remaja itu dari tahanan dan mengirimnya ke tempat terapi dan sekolah remaja dengan mengklaim dia membutuhkan "bantuan."