Nationalgeographic.co.id—Mantan atlet voli putri Indonesia, Sersan Dua (Serda) Aprilia Manganang, mengaku bersyukur setelah dirinya dipastikan sebagai laki-laki. Hal itu diungkapkan Aprilia Manganang dalam konferensi pers bersama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI, Jenderal Andika Perkasa, pada Selasa (9/3/2021) sore WIB. Sebelumnya Andika Perkasa mengatakan bahwa Aprilia Manganang mengalami kelainan hipospadia sejak lahir. Dalam konferensi pers tersebut, Aprilia Manganang memberikan keterangan secara virtual dari RSPAD Gatot Subroto. Aprilia Manganang saat ini sedang dirawat di RSPAD Gatot Subroto setelah menyelesaikan corrective surgery tahap pertama perubahan jenis kelamin dari perempuan ke laki-laki. Terdekat, Aprilia Manganang akan kembali naik meja operasi sebagai tahapan terakhir dari proses perubahan jenis kelaminnya. "Ini momen yang sangat saya tunggu. Saya sangat bahagia. Saya berterima kasih kepada semua dokter yang sudah membantu saya," kata Aprilia Manganang, seperti dikutip dari Kompas.com. "Selama 28 tahun, saya sudah menunggu hal ini. Saya bersyukur karena tahun ini bisa tercapai," tuturnya. Sebenarnya, apa itu kelainan hipospadia yang dialami Aprilia Manganan sejak lahir? Mengapa itu membuat Aprilia harus menjalani operasi perubahan jenis kelaminnya?
Baca Juga: Cara Cegah Infeksi Virus Nipah yang Berpotensi Jadi Pandemi Berikutnya
Dikutip dari WebMD, hipospadia adalah kelainan yang umum terjadi pada alat kelamin bayi laki-laki sejak lahir dan terkadang bisa dibiarkan apa adanya. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, dokter bisa melakukan pembedahan atau operasi untuk memperbaiki masalah tersebut bila diperlukan. Menurut informasi dari laman resmi Departemen Urologi RSUI, hipospadia adalah kelainan pada saluran kemih atau uretra, penis, dan kulit penis. Seseorang dengan hipospadia memiliki pembukaan uretra di bagian bawah penis, bukan di ujung. Uretra adalah saluran kencing yang mengalirkan urine dari kandung kemih. Hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir urologi yang paling sering dijumpai. Kasus insiden hipospadia bervariasi di setiap negara. Namun secara global, hal ini bisa dialami satu dari 250-300 kelahiran anak laki-laki. "Angka meningkat 13 kali lebih sering pada laki-laki yang saudara dan orang tuanya menderita hipospadia," tulis penjelasan dalam laman RSUI.
Baca Juga: Perundungan Anak Bisa Berefek Seumur Hidup bagi Korban dan Pelakunya Secara klinis, ada tiga ciri kejadian hipospadia yang sering ditemukan. Pertama, lubang penis terletak pada bagian bawah penis. Kedua, penis yang menekuk ke arah bawah. Ketiga, kulit penis yang berlebihan di bagian atas penis, meskipun ini tidak selalu dijumpai pada setiap kasus hipospadia. Diagnosa penyakit bawaan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain sesuai indikasi. Lebih lanjut, terapi pembedahan merupakan satu-satunya pilihan terapi dan direkomendasikan untuk bentuk hipospadia sedang dan berat, serta hipospadia ringan dengan derajat tekukan penis yang berat dan lubang penis yang sempit. Tujuan terapi adalah untuk mengoreksi tekukan pada penis, membentuk saluran kemih, dan menempatkan lubang penis ke ujung jika memungkinkan. Operasi dapat mulai dikerjakan saat usia anak 6 bulan dan diharapkan operasi selesai sebelum usia sekolah. "Bila tidak dilakukan operasi rekonstruksi, hipospadia dapat menimbulkan masalah berkemih pada anak, serta dapat mengganggu aktivitas seksualnya saat ia tumbuh dewasa. Perlu diingat agar jangan menyunat anak sebelum operasi rekonstruksi dilakukan, karena dokter urologi akan memerlukan cangkok dari kulit penis, untuk membuat saluran kemih baru," tulis Departemen Urologi RSUI dalam pemaparannya tersebut.
Baca Juga: Penemuan Unik, Lebah Berjenis Kelamin Setengah Betina Setengah Jantan WebMD juga menyatakan bahwa dalam banyak kasus mereka yang mengalami hipospadia memerlukan pembedahan untuk memindahkan dan membuka uretra. Prosedur ini sering kali termasuk meluruskan penis. Tujuan dari koreksi bedah (surgical correction) ini adalah untuk membuat penis memiliki fungsi dan penampilan normal dengan lubang uretra sedekat mungkin dengan ujung ventral penis. "Koreksi bedah ini harus menghasilkan aliran kemih yang diarahkan dengan benar dan penis yang lurus saat ereksi," tulis penjelasan tersebut Di akhir pembedahan atau operasi, dokter biasanya akan menggunakan kulit dari kulup atau tempat lain di tubuh pasien untuk memperbaiki lubang uretra tersebut. Pembedahan untuk memperbaiki kondisi ini memiliki tingkat keberhasilan sangat tinggi atau hampir selalu berhasil. Anak-anak yang menjalani operasi ini biasanya berusia antara 3 bulan hingga 18 bulan. Namun operasi ini juga "bisa dilakukan pada orang dewasa yang memiliki masalah, tetapi lebih sulit, dan tidak umum," kata WebMD.