Nationalgeographic.co.id - Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi seekor lebah dengan kelamin ganda--setengah jantan pada sisi kirinya dan betina di sisi kanan. Kondisi ini disebut dengan gynandromorphy.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Hymenoptera Research, lebah temuan para peneliti ini ditemukan di dalam sarang yang dikumpulkan di Pulau Barro Colorado, Panama.
Sebelumnya, ia hanyalah sebuah larva yang ditemukan di ruangan tempat lebah muda tumbuh. Para ilmuwan memperkirakan, perubahan jenis kelamin muncul saat dewasa.
Baca Juga: Mengenal Blob, Makhluk Misterius yang Memiliki 720 Kelamin
Diketahui bahwa penemuan ini adalah kasus gynandromorphy pertama yang tercatat oleh para peneliti pada spesies lebah Megalopta amoena, dan kasus kedua pada genus Megalopta (lebah keringat).
Perbedaan jenis kelamin pada lebah dengan kondisi gynandromorphy ini terletak pada fisiknya. Pada sisi betina, lebah tersebut memiliki antena ke depan dan mandibula yang lebih besar dan lebih kuat daripada sisi jantannya. Kaki belakang pada sisi betinanya pun lebih besar dan lebih kering. Sementara itu, rambut pengumpul serbuk sari lebih tebal dari pada sisi jantannya.
Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Parah, Lebah Bumblebee Terancam Punah
Lebah dengan kelamin ganda ini aktif lebih awal daripada kawanannya dan keluar dari sarang sejak dini hari. Meski begitu, diperlukan bukti lebih lanjut untuk mengetahui apakah aktivitas ini memang terkait dengan kondisi langka gynandromorphy.
Fenomena gynandromorphy tidak hanya terjadi pada lebah saja, tapi juga terjadi pada hewan lain seperti krustasea, ular, dan burung. Seperti yang ditemukan para ilmuwan pada 2003 yakni burung finch dengan sebagian otaknya jantan dan satunya lagi sebagai betina menurut jurnal di Proceedings of National Academy of Science.
Source | : | livescience.com |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR