Nationalgeographic.co.id - Stres atau perasaan tertekan sering dialami oleh semua orang. Terutama bila berhubungan dengan pekerjaan. Namun tahukah Anda, Stres karena pekerjaan tidak hanya dialami oleh manusia saja.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amelie Cabirol dari University of Trento dan Andrew Barron dari Macquarie University mengungkapkan bahwa lebah juga dapat merasakan hal yang sama.
Seperti halnya manusia, rutinitas lebah sangatlah padat. Setiap hari, mereka dapat terbang hingga 10 km untuk mencari serbuk sari dan nektar dari bunga. Dalam perjalanannya, tidak jarang mereka mendapat masalah, seperti bertemu dengan pemangsa, cuaca buruk, hingga tersesat.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pekerjaan berat yang dilakukan oleh para lebah dapat memengaruhi kondisi mental mereka. Dengan kondisi seperti ini, lebah akan mengalami penurunan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Bila lebah mengalami stres, mereka akan kesulitan dalam menavigasi perjalanan menuju sumber serbuk sari. Bahkan, mereka juga akan mengalami kesulitan untuk menemukan jalan pulang. Bila hal ini terjadi, kecukupan pangan koloni lebah menjadi taruhannya.
Baca Juga: Kerasnya Latihan Bertahan Hidup Astronaut NASA Sebelum ke Luar Angkasa
Penelitian terhadap lebah dilakukan dengan menggunakan tag radio untuk melacak posisi mereka. Peneliti menguji kemampuan lebah dalam membedakan aroma bunga yang berbeda-beda dan membedakan jenis bunga mana yang menghasilkan serbuk sari. Kemudian, peneliti menguji kemampuan lebah dengan aroma bunga yang baru untuk melihat kemampuan mereka dalam membedakan makanan.
Setelah dilakukan uji coba, peneliti menemukan sebuah fakta menarik. Lebah yang mencari makan dalam jumlah waktu yang lama atau intensitas yang tinggi, akan mengalami penurunan kemampuan dalam mempelajari aroma-aroma baru.
Hal ini diyakini oleh para peneliti sebagai dampak dari stress yang dialami oleh para lebah. Bagi lebah muda, stres lebih mudah terjadi karena kurangnya pengalaman mereka terhadap kondisi lingkungan.
Baca Juga: Berkecepatan Tinggi, Inilah Calon Masa Depan Dunia Transportasi
Peneliti juga mengidentifikasi adanya perubahan struktur pada otak lebah. Lebah yang intens dalam mencari makanan memiliki lebih banyak koneksi antara daerah otak yang mengelola aroma dengan bagian memori. Artinya, bila lebah mengalami stres, maka mereka akan mengalami gangguan dalam membedakan aroma makanan.
Keadaan ini juga diperparah oleh kandungan pestisida neonicotinoid dalam bunga yang secara langsung memengaruhi otak lebah dan mengancam populasinya.
Selain merugikan koloni lebah, stres pada lebah juga membawa dampak perekonomian di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, New Zealand, dan Australia. Diketahui lebah di Australia berkontribusi untuk perekonomian sebesar A$100 juta pertahun.
Dengan mengidentifikasi penyebab stres pada lebah, peneliti berharap dapat membantu permasalahan yang berdampak pada perekonomian ini.
Source | : | the conversation |
Penulis | : | Mar'atus Syarifah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR