Nationalgeographic.co.id—Kontroversi pemilihan Thaksin Shinawatra sebagai Dewan Penasihat Danantara tidak lepas dari rekam jejaknya yang penuh warna dalam dunia politik Thailand.
Sosok yang pernah menduduki kursi Perdana Menteri Thailand ini dikenal memiliki pengaruh besar, namun juga tidak luput dari kontroversi. Dua kali digulingkan dari tampuk kekuasaan melalui kudeta militer, Thaksin Shinawatra tetap menjadi figur sentral dalam politik Thailand.
Lantas, bagaimana seorang politisi yang sarat kontroversi dan pernah mengalami dua kali kudeta bisa dipercaya menjadi Dewan Penasihat Danantara?
Artikel ini akan mengupas tuntas perjalanan politik Thaksin Shinawatra, mulai dari puncak kejayaannya hingga terjerat berbagai kasus yang membuatnya harus hidup dalam pengasingan.
Kita akan menelusuri bagaimana ia dan keluarganya membangun dinasti politik yang kuat, serta bagaimana ia mampu bertahan di tengah gejolak politik Thailand yang penuh intrik.
Siapakah keluarga Shinawatra?
Keluarga Shinawatra, yang merupakan keturunan seorang imigran Tionghoa yang menikah dengan seorang wanita Thailand pada akhir abad ke-19, telah menjadi dinasti politik paling terkemuka di Thailand, dengan dua anggotanya pernah menduduki posisi politik tertinggi negara dalam kurun waktu 22 tahun terakhir.
Thaksin Shinawatra, yang saat ini berusia 75 tahun, telah menjadi tokoh yang menimbulkan perpecahan namun tetap berpengaruh dalam politik Thailand sejak pertama kali menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 2001.
Kemenangan telak Partai Thai Rak Thai yang dipimpinnya pada tahun 2005 memberinya kesempatan untuk menjabat kedua kalinya, namun masa jabatannya berakhir tiba-tiba setahun kemudian akibat kudeta militer.
Pada tahun 2008, seperti dilansir laman The Straits Times, Thaksin meninggalkan Thailand untuk menghindari berbagai tuduhan korupsi yang menurutnya bermotif politik.
Nasib serupa juga dialami oleh adik perempuannya, Yingluck Shinawatra, setelah Partai Pheu Thai yang dipimpinnya memenangkan pemilihan umum pada tahun 2011 dan menjadikannya perdana menteri wanita pertama Thailand; ia digulingkan oleh perintah pengadilan pada tahun 2014, dan beberapa minggu kemudian, pemerintahannya digulingkan dalam kudeta militer lainnya.
Baca Juga: Jadi 'Panutan' Danantara, Ini Sejarah Temasek Hingga Menjelma Jadi Investor Global
KOMENTAR