Pada bulan Mei 2023, setelah hampir sembilan tahun pemerintahan yang didukung oleh militer di Thailand, putri bungsu Thaksin, Paetongtarn Shinawatra yang berusia 36 tahun, mencalonkan diri sebagai perdana menteri, di mana Partai Pheu Thai berhasil meraih posisi kedua dalam pemilu, berada di belakang Partai Move Forward yang progresif dan populer di kalangan pemilih muda dan perkotaan.
Bagaimana keluarga Shinawatra membangun kekayaan mereka?
Meskipun Thaksin Shinawatra menggambarkan dirinya sebagai seorang yang sukses berkat usaha sendiri dari kalangan pedesaan, keluarganya sebenarnya sudah relatif kaya sejak masa kecilnya.
Kekayaan keluarga ini berawal dari bisnis sutra yang didirikan oleh leluhur mereka di wilayah utara Thailand pada awal abad ke-20.
Selama 14 tahun berkarir di kepolisian, Thaksin mulai merambah berbagai bidang usaha seperti ritel sutra, bioskop, real estate, dan leasing komputer, meskipun dengan tingkat keberhasilan yang beragam, sebelum akhirnya meraih kekayaan yang signifikan dalam ledakan teknologi pada tahun 1980-an dan 1990-an.
Keunggulan awalnya dalam bisnis komputer dan koneksi politik yang dimilikinya memungkinkannya untuk mendapatkan konsesi pemerintah dalam mengoperasikan layanan paging dan telepon seluler, langganan TV kabel, jaringan data, telepon kartu, dan satelit.
Pada puncak kesuksesannya, perusahaan miliknya, Shin Corp, yang kini dikenal sebagai Intouch Holdings, memiliki operator seluler terkemuka di Thailand, Advanced Info Service, dan perusahaan satelit Shin Satellite, yang sekarang bernama Thaicom. Pada tahun 2006, Shin Corp dijual kepada perusahaan investasi negara Singapura, Temasek.
Saat ini, anggota keluarga Shinawatra, termasuk mantan istri Thaksin dan ketiga anaknya – Panthongtae, Pintongta, dan Paetongtarn – memegang mayoritas atau kendali atas berbagai perusahaan yang bergerak di berbagai sektor mulai dari real estate hingga perawatan kesehatan dan perhotelan.
Beberapa dari perusahaan tersebut terdaftar di bursa saham Thailand, termasuk pengembang properti SC Asset, yang saat ini dijalankan oleh menantu laki-laki Thaksin, Nuttaphong Kunakornwong.
Mengapa kalangan mapan Thailand tidak menyukai keluarga Shinawatra?
Kekuatan elektoral dan keuangan yang dimiliki oleh keluarga Shinawatra menjadikan mereka pesaing yang tangguh bagi elit tradisional yang telah mendominasi lembaga-lembaga negara Thailand yang kuat sejak berakhirnya era monarki absolut pada tahun 1932.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Asal-usul Pad Thai Menjadi Makanan Nasional Thailand
KOMENTAR