Eskperimen Ekstrem: 15 Orang Mengisolasi Diri di Gua Selama 40 Hari

By Utomo Priyambodo, Jumat, 19 Maret 2021 | 12:00 WIB
Para relawan dalam eskperimen Deep Time. Mereka akan mengisolasi diri mereka di dalam gua selama 40 hari. (Deep Time Experiment)

Tujuan luas dari eksperimen Deep Time ini adalah untuk memantau dan menganalisis efek hidup di bawah tanah dalam waktu yang lama pada pikiran dan tubuh manusia.

Eksperimen unik dan memikat ini adalah gagasan penjelajah Prancis-Swiss bernama Christian Clot. Tak hanya menggagas dan mensponsori eksmerimen Deep Time, Clot juga menjadi salah satu peserta dalam isolasi di gua ini.

Clot merupakan sosok pendiri Institute for Human Adaptation. Clot mengatakan dia terinspirasi untuk mensponsori proyek ini dengan mengamati dampak terkait isolasi akibat pandemi virus corona pada kehidupan orang-orang.

Selama ini Clot memang memiliki ketertarikan untuk mempelajari bagaimana lingkungan ekstrem atau tidak biasa mempengaruhi persepsi dan fungsi manusia. Dia secara pribadi menghabiskan waktu tinggal di beberapa iklim paling keras di bumi, di mana dia terpapar suhu dan kondisi cuaca yang ekstrem.

Baca Juga: COVID-19 Hantam Sektor Pariwisata: Ini Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

Christian Clot, penggagas eksperimen Deep Time. (Pintupi / Wikimedia Commons)

Eksperimen Deep Time-nya mewakili variasi pada tema yang sama, yang mencerminkan ketertarikan Clot untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana manusia merespons dan menyesuaikan diri ketika parameter pengalaman normal diubah secara dramatis.

Dalam eksperimen esktrem di gua ini, tiap peserta telah disediakan tiga ruangan. "Tiga ruang hidup terpisah telah dipasang, satu untuk tidur, satu untuk hidup dan satu untuk melakukan studi tentang topografi tempat itu, terutama flora dan fauna," kata Clot kepada media massa Prancis Le Parisien sebagaimana dikutip oleh Ancient Origins.

Kegiatan terakhir akan membantu para peserta studi untuk tetap aktif secara mental dan terlibat selama misi ini. Hal ini ditujukan untuk mencegah dampak dari frustrasi mental atau kebosanan yang merusak integritas studi tersebut.

Sekitar empat ton persediaan hidup telah ditimbun di dalam gua, bersama dengan dinamo yang digerakkan dengan pedal yang akan digunakan untuk menghasilkan listrik untuk penerangan buatan. Air akan diambil dari bagian dalam gua, sehingga tidak perlu dipompa atau diangkut.

Baca Juga: Senyawa Ganja Berpotensi Menghambat Replikasi Virus Corona di Manusia

Kondisi lingkungan di dalam gua dibuat terasa sejuk, lembab, dan tidak terlalu nyaman. Suhu di ruang keluarga akan tetap stabil pada 54 derajat Fahrenheit (12 derajat Celsius), sementara tingkat kelembapan akan berkisar sekitar 95 persen. Para peserta dibebaskan untuk berpakaian sesuai kenyamanan mereka.

Sepanjang waktu mereka di bawah tanah, keadaan fisiologis dan reaksi para relawan akan diawasi secara ketat oleh tim ilmuwan yang ditempatkan di permukaan dekat pintu masuk gua.

"Dibalut sensor, dengan alat penelitian paling mutakhir, para peserta akan melakukan protokol studi yang komprehensif dan ketat untuk menilai bagaimana otak dan tubuh mereka mengelola dan menghasilkan sinkronisasi waktu, ruang, dan perkumpulan sosial yang baru," kata tim peneliti.

Mereka mengatakan hasil studi dari eksperimen ini nantinya dapat berguna bagi ilmuwan dan insinyur yang terlibat dalam perencanaan misi luar angkasa di masa depan. Selain itu, eksperimen Deep Time mungkin relevan bagi mereka yang ingin tahu lebih banyak tentang dampak isolasi yang berkepanjangan terhadap personel kapal selam dan tim penambangan juga.

Baca Juga: Menyimak Foto Kisah Hikikomori yang Hidup Mengurung Diri di Jepang

 

Sebelumnya juga pernah ada eksperimen lain yang melibatkan orang-orang yang tinggal di bawah tanah untuk waktu yang lama. Misalnya, ahli geologi Prancis Michel Siffre menghabiskan enam bulan tinggal di sebuah gua pada tahun 1972, benar-benar terisolasi dari dunia luar tanpa kemampuan untuk melacak waktu.

Selama eksperimen ini dan lainnya, dia menemukan bahwa kehidupan bawah tanah dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam operasi siklus sirkadian seseorang, yang mengatur berapa lama seseorang tidur dan tetap terjaga. Seiring waktu, siklus bangun-dan-tidur Siffre secara bertahap memanjang, sehingga pada akhir waktunya di bawah tanah dia akan tetap terjaga dan aktif selama 36 jam sambil tidur selama 12 sampai 14 jam.

Perubahan ini mendistorsi persepsinya tetang waktu dan pengalamannya. Ia meyakini jauh lebih sedikit waktu yang telah berlalu daripada saat rekan-rekannya memberi tahu dia bahwa sudah waktunya baginya untuk meninggalkan gua.

Seperti kebanyakan eksperimen, upaya Siffre difokuskan terutama pada efek biologis dari distorsi waktu dan perampasan sensorik. Tetapi eksperimen Deep Time di Prancis kali jauh lebih komprehensif dalam tujuan dan area fokusnya.

Baca Juga: Cerita Penjelajah Richard Garriott Mengunjungi Titik Terdalam Bumi

Tim peneliti Deep Time akan mempelajari dampak gabungan dari tak adanya parameter waktu dan kehilangan parameter sensorik pada:

· Kognisi. Bagaimana otak memahami dan merasakan waktu, dan bagaimana konsepsi itu akan berubah dan berkembang saat eksperimen unik ini berlangsung?

· Psikologi. Bagaimana orang akan terpengaruh secara psikologis oleh masukan sensorik yang terbatas, distorsi waktu, dan menghabiskan waktu lama dengan orang asing di lingkungan yang terbatas?

· Epigenetik. Akankah kontak yang terlalu lama dengan lingkungan tertutup menyebabkan perubahan ekspresi dan aktivitas genetik?

· Kronobiologi. Apa pengaruh hidup di bawah tanah secara terus-menerus terhadap ritme tidur dan fungsi fisiologis secara umum?

· Sosiologi dan Etologi. Bagaimana peserta studi mengatur diri mereka sendiri, secara sosial dan spasial?

“Eksperimen ini adalah yang pertama di dunia,” jelas ahli saraf Etienne Koechlin dari École Normale Supérieure di Paris, selama wawancara dengan situs berita Belgia 7sur7. “Sampai sekarang, semua misi sejenis hanya berfokus pada studi ritme fisiologis tubuh, tetapi tidak pernah pada dampak kerusakan temporal pada fungsi kognitif dan emosional manusia.”

Ruang lingkup penelitian ini luas dan ambisius serta menggambarkan kepentingan penelitian yang sangat luas. Eksperimen Deep Time ini didukung oleh beberapa lembaga penelitian dan laboratorium di Prancis, Swiss, Cina, dan negara-negara Eropa lainnya, yang akan berbagi data dan hasil analisis mereka untuk kepentingan seluruh komunitas ilmiah tersebut.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon