Warita Para Pawang, Kisah Ikatan Antara Manusia dan Anjingnya

By Titania Febrianti, Minggu, 28 Maret 2021 | 15:00 WIB
Salah satu anjing pelacak bahan peledak sedang berlatih untuk mengenali bahan dasar peledak. (Titania Febrianti)

Mengikuti kegiatan mereka selama berhari-hari, di mata saya Gunadi bagaikan orang tua yang baik. Ia tahu dengan persis bagaimana menangani Spike, seekor Belgian Malinois pelacak umum: kapan anjing itu harus mendapatkan hukuman karena nakal, mendapatkan hadiah karena berhasil menjalankan perintah dengan baik, atau yang terpenting, kapan menaikkan moral anjingnya jika satwa itu tertekan akibat dimarahi.

Saat-saat memilukan juga dirasakan Wawan, pria paruh baya yang berperawakan tambun dengan kacamata hitam yang selalu melekat di wajahnya. Ia telah bertugas selama 36 tahun di kesatuan ini. Kala ditanya pengalaman apa yang paling menimbulkan kesan di hatinya saat bertugas, ia terdiam.

Ia pun berkisah saat bertugas di Aceh, kala memburu pemberontak bersama anjingnya yang berjalan terlebih dahulu di hutan, tiba-tiba ia mendengar suara lolongan. Saat sumber suara itu didekati, ia menyaksikan anjingnya sudah terperosok ke perangkap dengan badan tertusuk kayu. Helikopter segera menerbangkan mereka ke kota terdekat, guna mendapatkan pertolongan. Namun, anjingnya tak selamat. Jika Wawan berjalan sendirian saat itu, entah apa yang akan terjadi pada dirinya.

Jasa-jasa para anjing ini tak dilupakan begitu saja. Di suatu siang yang kelam, delapan orang polisi termasuk dua petugas medis berdiri tegap melawan hujan yang mendera. Para petugas medis termasuk Adi, sang dokter, membopong Molly, seekor beagle yang terbalut kafan. Sebuah upacara kecil dilaksanakan untuk melepas kepergiannya. Prestasi Molly dibacakan, termasuk di antaranya mengungkap peredaran narkoba tingkat internasional bersama Badan Narkotika Nasional.

Anjing-anjing yang didatangkan dari Amerika Serikat dan juga Jerman ini memang telah membongkar banyak kasus. Sejak terjadi banyaknya ancaman bom, kerjasama dilakukan dengan Bureau of Diplomatic Security, Office of Anti-Terrorism Assistance (DS/ATA), dari Amerika Serikat.

Di Indonesia, sejak dahulu pasukan Polisi Satwa sudah berpartisipasi dalam operasi militer di beberapa wilayah indonesia. Di antaranya Operasi Kilat terkait Kahar Muzakar di Sulawesi (1964-1965), operasi Hasan Tiro di Aceh (1979), dan Xanana Gusmao di Timor Timur (1989). Dirpol satwa juga turut membidani lahirnya Pasukan Gegana dan Detasemen Khusus (Densus) 88.

Salah satu peran besar satwa ini adalah dalam operasi pertolongan dan penyelamatan. Gunung Salak dan Gunung Agung di Bali merupakan tempat mereka menemukan para pendaki yang hilang pada tahun 80-an.

Anjing German Shepherd yang paling melegenda adalah Asco. Didampingi pawang bernama Mardiyono, ia memecahkan seribu kasus selama hidupnya, termasuk mengungkap pem­bunuhan polisi pada 1976. Mati dan dikuburkan pada 1978, makam Asco terletak di sebelah Molly kini. Sebuah bentuk penghargaan bagi satwa, yang amat berjasa membantu pekerjaan manusia.

Feature "Warita Para Pawang" terbit di majalah National Geographic Indonesia edisi Juni 2014