Sisik Melik Makna di Balik Toponimi 'Jalan Malioboro' di Yogyakarta

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 6 April 2021 | 13:00 WIB
Suasana Jalan Malioboro pada 1933. Lokasi foto ini sekitar depan Hotel Garuda sekarang. (Tropenmuseum/Wikimedia Commons)

Peter B.R. Carey mengungkapkan asal-usul nama jalan raya utama di Yogyakarta itu dalam tulisannya Jalan Maliabara ('Garland Bearing Street'): The Etymology and Historical Origins of a much Misunderstood Yogyakarta Street Name yang terbit dalam jurnal  Archipel, Volume 27, 1984.

Carey merupakan Emeritus Professor di Trinity College, Oxford, Inggris. Kini, dia juga menjabat sebagai Adjunct Professor di Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Perdamaian Giyanti yang ditandatangani pada 22 Rabiulakhir 1680 dalam kalender Jawa, atau 12 Februari 1755, telah membagi kekuasaan Tanah Jawa menjadi Kasusunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta. Pembangunan bangunan inti Keraton Kasultanan Ngayogyakarta selesai pada 7 Oktober 1756, yang kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai hari jadi Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Inilah Lukisan Awal Keraton Ngayogyakarta Karya Seniman VOC

 

Bahasa Sansekerta telah berpengaruh dalam budaya dan sastra Jawa kuno. Carey menemukan sebuah petunjuk tentang asal nama Yogyakarta. Nama “Ngayogyakarta” rupanya berasal dari bahasa Sansekerta Ayodhya (bahasa Jawa: “Ngayodya”), demikian hemat Carey.  Dari penjelasan Carey tersebut, sepertinya kita harus menghormati kearifan pendiri kota ini dengan tetap melafalkan "Yogya" meskipun nama kota ini kerap ditulis sebagai "Jogja".