Kerinduan Orang Nonton Bioskop Saat Flu 1918 Terasa Akrab pada 2021

By Fikri Muhammad, Rabu, 7 April 2021 | 11:00 WIB
Berbagai surat kabar yang menampilkan dibukanya bioskop pada pandemi 1918. (Influenza Encyclopedaia / Perpustakaan Universitas Michigan)

Nationalgeographic.co.id—Setelah tutup selama hampir satu tahun, New York membuka kembali sebagian bioskop pada 5 Maret 2021. Meskipun banyak yang bertanya kapan bioskop dibuka kembali di seluruh wilayah Amerika Serikat tetapi ada satu hal yang pasti: Orang-orang tidak lebih lama melewatkan waktu ke bioskop dibandingkan pandemi 1918 demikian nukilan dari laman Time.

Artikel surat kabar dalam arsip digital Influenza Encyclopedia, yang diproduksi oleh Center for the History of Medicine di Universitas Michigan melaporkan sebuah kegembiraan saat bioskop kembali dibuka pada masa itu. Tidak seperti sekarang, penggemar film dapat menonton film sepanjang waktu. 

Sekitar 1905 dan 1908, film menjadi hiburan perdana bagi masyarakat. Era itu dijuluki nickelodeon, artinya, film seharga nikel. 

"1918 hingga 1920 adalah titik balik bagi industri, kata William J, Maan, penulis Tinseltown: Murder, Morphine and Madness at the Dawn of Hollywood. "Film hanyalah hal baru pada tahun 1910, tapi pada tahun 1918, mereka menjadi penghasil uang yang besar, ia adalah bagian penting dari perekonomian."

Baca Juga: Kisah Nyata Kehidupan Pocahontas yang Tak Diungkap Film Animasi Disney

 

 

Pada 9 Oktober 1918, National Association of the Motion Picture Industry telah mengumumkan untuk menghentikan perilisan film baru ke 17.500 bioskop Amerika. Juga pada laporan New York American, sekitar 60% produksi film di California terhenti. Menurut Benjamin Hampton dalam A History of the Movies (1913) itu adalah "awal dari akhir" sebuah film.

Sekitar seminggu setelah departemen kesehatan Chicago menutup bioskop. Sebuah editorial Chicaho Herald And Examiner edisi 22 Oktober 1918 pun bertajuk "We Miss Our Movies".

Poster film Tarzan of The Apes. Salah satu film yang tayang pada 1918. (MICROSOFT.COM)

Sama seperti pandemi COVID-19, masyarakat Amerika pada awal abad ke-20 menemukan berbagai cara untuk tetap menonotn film. Tidak semua bioskop tutup. Di Michigan dan New York misalnya, beberapa bioskop diminta untuk melawan pandemi flu. Seorang pembicara akan menjelaskan bagaimana influenza menyebar dan bagaimana bahaya virusnya. Kemudian tampilan slide tentang praktik kebersihan yang baik ditunjukkan.

Komisaris Kesehatan Kerajaan Kota New York Royal Copeland dalam surat  kepada National Association of Industri film mengatakan pada 17 Desember 1918, bahwa "teater gambar bergerak itu sangat membantu Departemen Kesehatan dalam memajukan pekerjaan pendidikan kesehatan masyarakat selama wabah berlangsung".

 

 

Baca Juga: Flu Spanyol, Lambannya Pemerintah Hindia Belanda Menangani Pagebluk

Pada akhir 1918 dan awal 1918, banyak kota di Amerika mengira bahwa mereka tahu cara mengendalikan pandemi flu. Jadi ketika bioskop kembali dibuka, ada tindakan pencegahan yang terdengan akrab seperi era COVID-19. 

Seperti yang dikatakan San Francisco Chronicle bahwa di Spokane, Washington, teater dibuka dengan setengah kapasitas. Membuat setuap barus kursi kosong untuk jaga jarak sosial. 

Kemudian departemen kesehatan mengatakan, bahwa di San Antonio, Texas, siappun yang batuk di bioskop harus segera pergi "untuk menghindari rasa malu diminta oleh petugas untuk melakukannya". Dan setiap teater menugaskan seseorang  untuk menemukan siapapun di antara hadirin yang batuk. Hal ini ditulis di San Antonio Express pada 15 Januari 1919.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon