Ragam Penggambaran Iblis oleh Pelukis dan Penyair dari Masa ke Masa

By Fikri Muhammad, Kamis, 8 April 2021 | 14:05 WIB
Ilustrasi bertajuk 'Mimpi Tartini' oleh Louis-Leopold Boilly (1761-1845). Karya seni lukis yang terkait 'Devil's Trill Sonata' atau Sonata Getaran Iblis, gubahan Giuseppe Tartini. (Musée de la musique - Philharmonie de Paris)

Nationalgeographic.co.id—Satan, dilukiskan sebagai binatang buas yang meremukkan tulang orang berdosa di sarang bawah tanahnya. Lucifer, malaikat yang melawan tatanan yang sudah ada. Mephistopheles, penipu yang memengaruhi manusia. Ketiga iblis yang berbeda ini muncul dalam narasi perjalanan kosmologi manusia.

Akan tetapi, tidak seperti literasi iblis lainnya, "Satan"—atau setan dalam bahasa Indonesia—dalam Alkitab adalah karakter minor, dengan sedikit informasi tentang perbuatan atau penampilanya. Jadi, bagaimana mereka bisa menjadi karakter antagonis dengan begitu banyak bentuk yang berbeda?

Dalam Perjanjian Baru, setan dikisahkan lebih banyak dalam tindakan: menggoda Yesus, atau merasuki seseorang. Akhirnya, imaji orang tentang setan muncul sebagai naga raksasa yang dilempar ke neraka. Para pelukis dan penulis abad pertengahan kerap menggambarkan setan sebagai mahluk besar bersisik berbulu lebat dengan kuku jari kaki yang besar.

Baca Juga: ‘Koin Iblis’, Pemujaan Setan, dan Tipuan Arkeologi yang Rumit

Koin iblis yang ditemukan di gereja Bath Abbey. (Wessex Archaeology)