Kiat Siaga Bencana Banjir dari National Geographic untuk Indonesia

By Utomo Priyambodo, Rabu, 7 April 2021 | 14:32 WIB
Seorang pelajar melintasi jalan yang terendam banjir di pesisir utara Jakarta. (Cynthia Boll/National Geographic Indonesia)

Dampak banjir bandang di Sentani. (Dhias Suwandi/Kompas.com)

Setelah banjir1. Kembalilah ke rumah hanya jika pihak berwenang sudah mengatakan kondisnya telah aman.2. Dengarkan laporan berita untuk mempelajari apakah persediaan air aman untuk diminum dan di mana tempat penampungan darurat berada.3. Hindari air banjir; air mungkin terkontaminasi oleh minyak, gas, atau limbah berbahaya. Air juga dapat teraliri oleh listrik dari bawah tanah atau saluran listrik yang mati.4. Tetap hindari luapan atau limpasan air banjir —bahayanya akan berkurang hanya jika permukaan air banjir telah menurun.5. Waspadai area di mana air banjir telah surut. Tanah mungkin melunak dan bisa amblas karena beban mobil.6. Jauhi kabel listrik yang putus dan laporkan ke perusahaan listrik (PLN).7. Menjauhlah dari gedung mana pun jika dikelilingi oleh air banjir.8. Perbaikilah septic tank, tangki septik, lubang, dan sistem pelindian yang rusak sesegera mungkin. Sistem pembuangan limbah yang rusak merupakan bahaya kesehatan yang serius.9. Pompalah air keluar dari gedung yang banjir hanya jika air di luar telah surut.10. Bersihkan dan disinfeksi semua barang yang terjebak di air banjir. Lumpur yang tertinggal dari air banjir dapat mengandung limbah dan bahan kimia.11. Berhati-hatilah dengan air yang tertinggal di dalam gedung setelah banjir. Dehumidifier atau alat penurun kelembapan udara akan membantu menghilangkan kelebihan air dan meminimalkan kerusakan barang-barang di rumah akibat jamur.

Semoga kita selamat!

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon

Patroli Masyarakat Mitra Polhut 'Holorowa' di tepian Cagar Alam Cycloop. Mereka tengah menyusuri lintasan banjir bandang yang menggulung Sentani pada 2019. (Zulkifli/National Geographic Indonesia)