Kiat Siaga Bencana Banjir dari National Geographic untuk Indonesia

By Utomo Priyambodo, Rabu, 7 April 2021 | 14:32 WIB
Seorang pelajar melintasi jalan yang terendam banjir di pesisir utara Jakarta. (Cynthia Boll/National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.idBanjir bandang yang menewaskan lebih dari seratus orang di Flores Timur dan sekitarnya memberi pesan kepada kita. Kita selalu siap siaga dalam menghadapi bencana apa pun. Kepulauan Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana, termasuk banjir. Daerah-daerah yang jarang mengalami banjir sekalipun bisa terdampak luapan air secara tiba-tiba akibat anomali cuaca maupun kondisi lingkungan yang rusak.

Berikut ini adalah kiat siap siaga menghadapi bencana banjir dari National Geographic. Kiat berisi langkah-langkah mitigasi bencana banjir ini terbagi dalam tiga bagian, yakni sebelum, saat, dan setelah banjir.

Baca Juga: Riset Ungkap Kenapa Banjir di Indonesia Terjadi Lebih Sering dan Parah

Walaupun hujan deras mengguyur, penganut ajaran Bonokeling tetap melanjutkan perjalanan sejauh puluhan kilometer menuju ke rumah. (Rahmad Azhar Hutomo/National Geographic Indonesia)

Sebelum Banjir

Salah satu cara terbesar untuk melindungi atau atau mengurangi risiko diri Anda dan properti Anda dari dampak banjir adalah dengan membuat persiapan sejak jauh-jauh hari. Langkah-langkah persiapan yang sebaiknya dilakukan antara lain:

1. Hindari membangun di dataran banjir, area yang sangat rawan banjir selama hujan lebat.2. Jika Anda memang tinggal di dataran banjir, pertimbangkan untuk membeli asuransi banjir untuk membantu mengatasi kerugian jika banjir terjadi.3. Bangun penghalang (tanggul, balok, dinding banjir) untuk menghentikan aliran banjir memasuki rumah Anda. Karung pasir bisa menjadi tanggul sementara dalam keadaan darurat.4. Segel dinding di ruang bawah tanah dengan senyawa anti air untuk menghindari rembesan.5. Perhatikan prakiraan cuaca. Ketika diperkirakan akan terjadi hujan lebat atau badai, dengarkan radio atau televisi untuk informasi tentang risiko banjir.6. Pahami bahwa adanya informasi peringatan berarti banjir sedang terjadi atau akan segera terjadi.7. Saat banjir sudah dekat, buatlah rencana darurat dan praktikkan keterampilan bertahan hidup, seperti pertolongan pertama dan cara mendisinfeksi air.8. Kumpulkan perlengkapan darurat jika Anda perlu mengungsi. Jangan lupa untuk menyertakan obat-obatan pribadi yang diperlukan dan kotak P3K kecil.9. Isi daya baterai ponsel dan baterai yang dapat digunakan kembali untuk senter. Beli baterai ekstra jika listrik tidak segera pulih.10. Perhatikan peringatan evakuasi. Jika ada kemungkinan banjir bandang, segera pindah ke tempat yang lebih tinggi. Ikuti rambu evakuasi yang sesuai.11. Jika memungkinkan, angkut furnitur luar ruangan dan pindahkan barang-barang penting ke lantai atas, yang memiliki ketinggian lebih dari potensi ketinggian banjir.12. Matikan semua sumber daya listrik dan putuskan semua sambungan listrik dari peralatan listrik.

Baca Juga: Siklon Tropis Seroja, Biang Keladi Banjir Bandang di Flores Timur NTT

Banjir Jakarta 01/01/2019 menganyutkan beberapa mobil. (Syifa Nuri Khairunnisa/Kompas.com)

Saat Banjir1. Hindari berada di tempat rendah, seperti parit, ruang bawah tanah, atau jalan bawah tanah. Tempat-tempat semacam ini menjadi sangat berbahaya selama banjir bandang.2. Jangan berjalan melewati area banjir. Sulit untuk mengetahui seberapa dalam air dan apa yang ada di bawah air yang dapat mencelakakan Anda. Air yang dangkal sekalipun bisa membuat Anda jatuh.3. Jika Anda harus berjalan melewati banjir, sedapat mungkin berjalanlah di tempat yang tidak ada airnya. Gunakan tongkat untuk memeriksa kekuatan tanah yang akan Anda pijak.4. Jangan mengemudi ke daerah banjir. Lebih baik berbalik arah dan cari tempat yang lebih aman. 5. Jika air banjir kian menaik di sekitar mobil Anda, tinggalkan mobil dan pindah ke tempat yang lebih tinggi—hanya jika Anda bisa melakukannya dengan aman.6. Jangan menyentuh peralatan listrik jika Anda basah atau berdiri di air.

Baca Juga: Banjir Jawa: Penurunan Tanah Jakarta, Pekalongan, Semarang Mengerikan

Dampak banjir bandang di Sentani. (Dhias Suwandi/Kompas.com)

Setelah banjir1. Kembalilah ke rumah hanya jika pihak berwenang sudah mengatakan kondisnya telah aman.2. Dengarkan laporan berita untuk mempelajari apakah persediaan air aman untuk diminum dan di mana tempat penampungan darurat berada.3. Hindari air banjir; air mungkin terkontaminasi oleh minyak, gas, atau limbah berbahaya. Air juga dapat teraliri oleh listrik dari bawah tanah atau saluran listrik yang mati.4. Tetap hindari luapan atau limpasan air banjir —bahayanya akan berkurang hanya jika permukaan air banjir telah menurun.5. Waspadai area di mana air banjir telah surut. Tanah mungkin melunak dan bisa amblas karena beban mobil.6. Jauhi kabel listrik yang putus dan laporkan ke perusahaan listrik (PLN).7. Menjauhlah dari gedung mana pun jika dikelilingi oleh air banjir.8. Perbaikilah septic tank, tangki septik, lubang, dan sistem pelindian yang rusak sesegera mungkin. Sistem pembuangan limbah yang rusak merupakan bahaya kesehatan yang serius.9. Pompalah air keluar dari gedung yang banjir hanya jika air di luar telah surut.10. Bersihkan dan disinfeksi semua barang yang terjebak di air banjir. Lumpur yang tertinggal dari air banjir dapat mengandung limbah dan bahan kimia.11. Berhati-hatilah dengan air yang tertinggal di dalam gedung setelah banjir. Dehumidifier atau alat penurun kelembapan udara akan membantu menghilangkan kelebihan air dan meminimalkan kerusakan barang-barang di rumah akibat jamur.

Semoga kita selamat!

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon

Patroli Masyarakat Mitra Polhut 'Holorowa' di tepian Cagar Alam Cycloop. Mereka tengah menyusuri lintasan banjir bandang yang menggulung Sentani pada 2019. (Zulkifli/National Geographic Indonesia)