Situs Kuburan Adipati Jing dari Qi dan Ratusan Kuda yang Dikurbankan

By Utomo Priyambodo, Kamis, 8 April 2021 | 16:00 WIB
Sisa tulang-belulang ratusan kuda di makam Adipati Jing dari Qi. (Rolfmueller/Wikimedia Commons)

Adipati Jing diberi nama Lü Chujiu saat lahir, dan nama leluhurnya adalah Jiang. Adipati Jing adalah gelar yang dia dapatkan setelah kematiannya.

Jing lahir dari selir Adipati Ling dari Qi, dan memiliki kakak tiri bernama Adipati Zhuang. Ayah mereka meninggal pada tahun 554 Sebelum Masehi, dan digantikan oleh Adipati Zhuang.

Cui Zhu, seorang menteri yang kuat, mendukung Adipati Zhuang, sampai Adipati Zhuang berselingkuh dengan istri Cui Zhu. Akibatnya, Chi Zhu membunuh Adipati Zhuang pada 548 Sebelum Masehi.

Baca Juga: Ada Pertanda Buruk di Balik Warna Oranye Langit Kota Beijing

Setelah kematian saudaranya, Adipati Jing naik takhta. Dengan Adipati Jing di atas takhta, Cui Zhu dan bangsawan Qing Feng mengambil kendali negara sebagai wakil perdana menteri.

Setelah banyak kekacauan di Negara Qi yang disebabkan oleh kerusuhan antara Cui Zhi dan Qing Feng, Adipati Jing menunjuk Yan Ying sebagai perdana menteri. Setelah itu dimulailah periode perdamaian dan kemakmuran bagi Negara Qi.

Adipati Jing menikah dengan Putri Yan Ji dari Negara Bagian Yan. Putra mereka menjadi putra mahkota Qi. Namun dia meninggal pada masa pemerintahan Adipati Jing.

Adipati Jing memiliki setidaknya lima putra dewasa lainnya --atau bahkan lebih-- tetapi dia memilih putra bungsunya, Pangeran Tu, sebagai putra mahkota yang baru. Pangeran Tu lahir dari seorang ibu berstatus rendah, dan ia masih kecil saat dinobatkan sebagai putra mahkota.

Untuk memastikan dukungan untuk putra bungsunya, Adipati Jing memerintahkan para menteri dari klan Guo dan Gao untuk mendukung Pangeran Tu. Putra-putra Adipati Jing lainnya diasingkan ke kota terpencil Lai. Segera setelah itu, Adipati Jing meninggal pada tahun 490 Sebelum Masehi.

Baca Juga: Studi atas Kuburan Massal Kuno di Kroasia Ungkap Sisi Gelap Manusia