Teknik Memasak Ayam dengan Menamparnya Berkali-kali. Apakah Bisa?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 9 April 2021 | 15:01 WIB
Percobaan memasak ayam dengan menamparkan berkali-kali. (Louis Weisz/YouTube)

Nationalgeographic.co.id—Seorang YouTuber bernama Louis Weisz memasak ayam dengan menamparnya berkali-kali. Dalam videonya terlihat bahwa upaya memasak dengan cara tak lazim ini membutuhkan banyak kerja --total selama dua bulan-- mulai dari menguji teori hingga membuat alat penampar (slapper) ayam yang super cepat.

Pada akhirnya, Weisz benar-benar bisa menghidangkan ayam yang sudah matang lewat metode memasak itu. Ini adalah sebuah keberhasilan dari ketekunan dan alat penampar yang ia buat tampaknya bisa dibawa untuk keperluan berkemah di masa depan.

Dua hal kunci dalam metode memasak ini adalah menjaga agar tamparan tetap cepat dan cukup keras untuk memanaskan daging tanpa menyebabkannya hancur dan mengatur ayam tersebut tak kehilangan panas yang dihasilkan dari tamparan bertubi-tubi itu.

Baca Juga: Monika Karma, Pendekar Kemanusiaan dari Kampung Ayam

Science Alert melansir, ide penggunaan prinsip fisika dalam metode memasak dengan tamparan ini sebenarnya sudah pernah muncul pada tahun-tahun sebelumnya. Sebuah unggahan di Reddit pada 2019, misalnya, pernah mengajukan pertanyaan apakah mengubah energi kinetik (gerakan) menjadi energi termal (panas) dapat memasak ayam.

Baca Juga: Turis Mancanegara di Bali Tak Sadar Memegang Hewan Beracun Mematikan

Di antara mereka yang menanggapi pertanyaan itu adalah seorang mahasiswa fisika. Ia menyarankan bahwa satu tamparan akan berhasil menghasilkan panas yang cukup jika tamparan itu memiliki kecepatan 1.666 meter per detik atau 3.726 mil per jam.

Ide dan saran tersebut mungkin belum bersifat praktis. Namun dengan bantuan mekanik dan peralatan yang dikonfigurasi secara khusus, Louis Weisz kemudian bisa memasak ayamnya lewat energi kinetik tamparan yang berubah jadi panas seperti itu.

Mempertimbangkan saran dari Modernist Cuisine, Weisz juga menemukan bahwa menjaga ayam pada suhu sekitar 55-60 derajat Celsius, setidaknya selama satu jam, akan cukup untuk memasaknya. Atau setidaknya, suhu ini dapat mematikan bakteri-bakteri yang ada di ayam tersebut.

Baca Juga: Temuan Mumi Burung di Gurun Atacama Chile Singkap Sisi Gelap Manusia

Setelah beberapa kali gagal—kebanyakan di karena permasalahan mekanis—Weisz akhirnya mendapatkan jackpot. Dalam percobaan terakhir yang membutuhkan minimal 135.000 tamparan selama delapan jam ia berhasil memasak ayam tersebut. Cara memasak ini menggunakan energi sekitar 7.500 Watt-Hur, dua atau tiga kali lebih banyak dari yang dibutuhkan oven Anda untuk pekerjaan yang sama, menurut Weisz.

Weisz bahkan sempat memasak steak dengan metode yang sama. Cara masak yang diperagakan Weisz ini mengingatkan kita pada pertanyaan lain tentang memasak dan fisika: bisakah kamu memasak sesuatu dengan menjatuhkannya dari luar angkasa? Pertanyaan ini mengacu pada prinsip, sesalah sesuatu yang jatuh dari luar angkasa ke bumi akan bergesekan dengan atmosfer bumi sehingga akan menghasilkan energi panas juga.

Daripada menjawab pertanyaan yang terakhir itu dengan percobaan langsung dari luar angkasa, sebaiknya kita lebih dulu menjawab pertanyaan ini: Buat apa susah-susah menggunakan metode memasak yang jauh lebih merepotkan jika kita sudah tahu metode memasak yang jauh lebih simpel?

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon