Simbol Teratai: Dari Mesir, Berkembang Tiongkok, dan Nusantara

By Agni Malagina, Selasa, 13 April 2021 | 07:00 WIB
Mangkuk berglasir dan berdesain bunga teratai ini berasal dari Mesir pada abad ke-3 Sebelum Masehi, diperdagangakan ke seluruh Mediterania timur, terutama ke pulau-pulau Aegean dan Anatolia (Asia Kecil). (Wikimedia Commons/Walters Art Museum)

Bagi masyarakat Tiongkok, bunga teratai merupakan ikon Buddhisme yang diagungkan. Ia pun menjadi simbol dari kesucian dan kemurnian. Tak hanya menjadi ikon ajaran Buddha, bunga teratai juga menjadi ikon ajaran Taoisme. Bunga teratai merupakan bunga suci yang dibawa oleh He Xiangu salah satu dari Delapan Dewa. Bunga teratai dimaknai sebagai simbol musim panas dan lambang kecantikan. Kesatuan antara benih, bunga mekar dan kuncup teratai merupakan simbol masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Baca Juga: Pada Suatu Mi: Untaian Gastronomi dari Dinasti Tang sampai Majapahit

Arca Harihara dari Candi Sumberjati dekat Blitar yang tampaknya merujuk pada Simping, yang merupakan pendarmaan raja pertama Majapahit, Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawarddhana. tampak bunga teratai di latarnya. (Mahandis Y. Thamrin/National Geographic Indonesia)

Bunga teratai menjadi simbol kesetiaan, ketabahan dalam keluarga. Harmoni dalam hubungan pernikahan dalam masyarakat Tiongkok juga dilambangkan dengan merangkai dua batang bunga terati dalam satu vas, benih-benih bunga teratai juga melambangkan harapan akan memperoleh keturunan. Bunyi nama bunga teratai dalam bahasa Mandarin adalah he lian (荷莲) yang bermakna perdamaian dan keberlanjutan.

Sebuah kisah klasik pada masa Enam Dinasti. Pada masa Dinasti Qi (498M), seorang raja bernama Dong Hunhou membuat bunga teratai dari emas dengan dedauan emas. Ia memerintahkan salah seorang selirnya yang pandai menari untuk menari di atas daun tersebut, “Setiap langkahmu akan menghidupkan bunga teratai itu!” Maka kaki sang selir yang ramping pun kemudian menjadi ngehits dan menjadi tren wanita istana dengan kaki mungil yang dililit sejak kecil, dikenal dengan Teratai Emas (jin lian 金莲).

Demikian kisah bunga teratai di negeri Tirai Bambu. Teratai pun tak hanya menjadi ikon bunga suci di Tiongkok, namun juga ikut merantai bersama diasporanya di seluruh dunia—termasuk yang berkembang di pecinan seantero Nusantara. Relief candi-candi pada masa Hindu dan Buddha di Jawa turut memuliakan teratai. Sebagai contoh, arca Harihara dari Candi Sumberjati dekat Blitar yang tampaknya merujuk pada Simping, yang merupakan pendarmaan raja pertama Majapahit, Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawarddhana. tampak bunga teratai di latarnya.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon