Thala' al-Badru 'Alayna, Nyanyian Tertua Islam Penyambut Nabi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 15 April 2021 | 04:00 WIB
Pentas nasyid oleh Da'i Nada 2016 lalu di Kairo dalam rangka Idul Fitri. (KBRI Kairo)

Lantunan itu, menurut ulama Ibnu Al-Qayyim dalam Zadul Ma'ad, lebih masuk akal karena Lembah Wada' terletak di arah Tabuk dan Syam. Lebih memungkinkan dilewati Nabi Muhammad daripada lewat Mekkah.

Kisah inilah yang membuat cendikiawan Muslim, Imam al-Ghozali (1058-1111) lewat bukunya Ihya', membolehkan nyanyian dan musik.

Nyanyian adalah sesuatu yang bisa membangkitkan rasa senang dan gembira, sehingga dibolehkan untuk bersenang-senang. Sebab ketika Nabi Muhammad mengunjungi Madinah, para penduduk menabuh duff (semacam gendang) dan bersenandung Thala 'Al-Badru Alayna, tulisnya.

Lagu itu kemudian populer hingga kini lewat nasyid dan kasidah modern. Nyanyian itu bahkan sempat dipentaskan oleh para pelajar di Ottawa, Kanada, pada 2015 untuk menyambut para pendatang Muslim.

Sederet artis mancanegara juga sempat membawakan lagu Thala 'Al-Badru Alayna, seperti Mesut Kurtis, Maher Zain, dan Cat Stevens (Yusuf Islam). Sedangkan di Indonesia pernah dinyanyikan oleh Sabyan, Opick, D'Masiv, dan Raihan hingga Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.