Ketika Melukis Cadas di Gua, Mungkin Manusia Purba Berhalusinasi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 15 April 2021 | 10:00 WIB
Gambar cadas ikan di Situs Megalitik Tutari, tepian Danau Sentani. Ada beragam motif geometris yang menampilkan sosok satwa endemik dan puspa. (Zulkifli/National Geographic Indonesia)

Maka jawaban kemungkinan terbesar adalah: kadar oksigen yang mereka dapat rendah.

Pada bagian metodenya, mereka menjalankan simulasi komputer untuk beberapa model gua yang berbeda panjang lorongnya. Dalam model itu, gua dibuat memiliki area seperti aula besar yang biasanya lukisan cadas dibuat dan ditemukan.

Lalu dalam simulasinya mereka menganalisis perubahan oksigen apabila seseorang ada di bagian dalam gua yang berbeda dengan obor untuk menerangi ruang gelap itu.

Obor inilah yang menjadi salah satu faktor yang menguras oksigen dengan konsentrasinya yang menurun hingga tiga persen selama 15 menit.

Baca Juga: Filosofi Gudeg: Simbol Rindu dan Rekaman Perubahan Kota Yogyakarta

Sedangkan di ruang gua yang kecil atau dengan langit-langit rendah, konsentrasi oksigen bisa turun hingga 11%. Hal yang dapat terjadi pada rendahnya kadar oksigen menyebabkan hipoksia parah pada mereka.

Hipoksia adalah kondisi yang menyebabkan sakit kepala, sesak napas, kebingungan, dan kegelisahan. Selain itu juga dapat meningkatkan dopamin di otak yang bisa menyebabkan halusinasi, tulis Yafit Kedar dan tim.

Sirkulasi udara di dalam gua dengan cahaya buatan di dekat dinding gua. Udara segar mengalir melalui mulut gua di dekat lantai dan asap disebarkan melalui langit-langit ke mulut gua. Tinggi mulut gua didefinisikan sebagai Ho dan tinggi tingkat asap sebagai Hs (Yafit Kedar et al/Tel Aviv University)

Mereka mengungkap, bahwa tindakan ini disengaja dilakukan oleh mereka yang memiliki pemahaman sifat perubahan di ruangan bawah tanah yang rendah oksigen.

Jawaban masuk akal dari kebiasaan itu mungkin berhubungan dengan kepercayaan manusia purba yang menganggapnya sebagai jalan menuju 'dunia lain'.

Sisa itu masih relevan dengan banyak budaya yang masih mengadopsinya seperti kepercayaan komologi Maya dan Inca. Mereka meyakini gua adalah protal untuk menjalin kontak dengan leluhur dan dunia bawah.