Seorang Pria Mengaku Bunuh Istrinya, tapi Umur 'Jasadnya' 1.600 Tahun

By Utomo Priyambodo, Jumat, 16 April 2021 | 15:31 WIB
Bagian kepala seorang perempuan yang ternyata berusia 1.600 tahun. Temuan yang berhasil mengungkap kasus pembunuhan yang sulit. (Sven Rosborn/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Seorang pria mengaku telah membunuh istrinya. Namun jasad perempuan yang ditemukan sebagai bukti pembunuhan tersebut ternyata sudah berusia 1.600 tahun. Peristiwa itu terjadi di Inggris.

Kisah pembunuhan tersebu bermula pada tahun 1959 saat seorang seniman potret dan pencinta perjalanan bernama Malika de Fernandez bertemua seorang pria. Pria itu bernama Peter Reyn-Bardt, seorang karyawan maskapai penerbangan.

Hanya dalam dua jam setelah saling berkenalan, Reyn-bardt meminta Malika de Fernandez untuk menikah dengannya. Dan yang mengejutkan, Malika menjawab ya. Artinya, dia bersedia menikah dengan Reyn-Bardt. Berselang empat hari kemudian, mereka akhirnya benar-benar menikah.

Beberapa bulan kemudian, pernikahan mereka gagal, dan Malika mulai berkeliling dunia lagi. Suatu waktu dia menggunakan diskon perjalanan dari maskapai penerbangan tempat kerja suami barunya tersebut. Reyn-Bardt tidak ikut pergi, tapi tetap tinggal di pondoknya di Cheshire, Inggris.

Dua tahun kemudian, Hilang menghilang dan tak ada yang pernah melihatnya sama sekali. Reyn-Bardt kemudian ditetakan menjadi tersangka nomor satu.

Baca Juga: Penemuan Mumi Perempuan Singkap Gaya Hidup Zaman Dinasti Ming

Meskipun penggeledahan propertinya telah dilekukan secara menyeluruh --termasuk menggali kebunnya untuk mencari jasad istrinya-- polisi tidak dapat menemukan bukti keberadaan Malika atau kesalahan apa pun terkait ia dan suaminya. Kasus tersebut tetap tidak terpecahkan selama dua dekade sampai akhirnya sebuah peristiwa aneh terjadi: bagian kepala seorang perempuan ditemukan di dalam rawa gambut dekat rumah pondok Reyn-Bardt.

Kurangnya pengetahuan Reyn-Bardt yang memalukan mengenai sejarah dan kondisi rawa gambut di dekat rumah pondoknya membuatnya ketar-ketir dan panik sendiri. Peristiwa itu membuatnya berpikir bahwa polisi telah menemukan jasad istrinya dan ia meyakini aksi pembunuhannya telah terbongkar.

Perlu diketahui, lahan hambut tercipta melalui penguraian bahan organik, sebagian besar dari bahan tanaman seperti lumut. Ketika lumut sphagnum, khususnya, terakumulasi di lahan basah cukup untuk membentuk rawa, lapisan gambut membentuk asam yang sangat bagus untuk mengawetkan tubuh manusia.

Jadi, tubuh manusia yang dikubur atau dibuang ke rawa gambut ini akan terawetkan secara alami. Kondisi jenazah orang itu akan tampak seperti jasad dari orang yang belum lama mati. Hal ini berlaku juga pada jasad petani dari abad 400 Sebelum Masehi yang terbunuh dan kemudian dilemparkan ke rawa gambut tersebut.

Baca Juga: Studi atas Kuburan Massal Kuno di Kroasia Ungkap Sisi Gelap Manusia

Jika Reyn-Bardt mengetahui hal ini, dia mungkin tidak secepat itu mengaku telah membunuh istrinya. Namun bagaimanapun, toh ia sudah kadung mengakui perbuatannya tersebut.

Tim forensik awalnya percaya bahwa bagian kepala seorang perempuan tak dikenal yang ditemukan di rawa gambut Lindow Moss itu milik perempuan berusia 30-50 tahun. Mereka kemudian mengkonfrontasi Reyn-Bardt dengan bukti tersebut, mengaitkannya dengan peristiwa hilangnya Malika de Fernandez beberapa dekade sebelumnya.

"Sudah lama sekali, saya pikir saya tidak akan pernah ketahuan," kata Reyn-Bardt kepada polisi saat diinterogasi, seperti dilansir IFL Science.

Reyn-Bardt mengklaim bahwa Malika telah kembali ke pondoknya pada awal tahun 1960-an. Malika kemudian mengancam akan mengungkapkan kepada publik bahwa Reyn-Bardt adalah pria gay --yang masih dikriminalisasi di Inggris pada saat itu-- jika Reyn-Bardt tidak memberikan uang kepada Malika. Karena Reyn-Bardt tidak sedang membawa uang, mereka akhirnya bertengkar.

"Sesuatu baru saja mendidih di dalam diriku," tutur Reyn-Bardt. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah mencengkeram leher Malika dan mengguncang-guncangkannya. Dia tidak menyadari bahwa dirinya telah membunuhnya Maliki sampai dia berhenti mengguncang tubuh Malika.

“Saya ketakutan dan tidak bisa berpikir jernih. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran adalah menyembunyikannya."

Baca Juga: Situs Kuburan Adipati Jing dari Qi dan Ratusan Kuda yang Dikurbankan

 

Reyn-Bardt mengatakan bahwa dia memotong-motong tubuh Malika dengan kapak, sebelum mencoba membakarnya. Ketika upaya ini tidak berhasil, dia membawanya ke rawa terdekat dan melemparkannya ke dalam.

Kasus hilangnya Malika yang tidak terpecahkan selama 20 tahun, kini sudah bisa terpecahkan dengan fakta bahwa ia telah dibunuh. Namun penyidik ​​utama, Detektif Inspektur George Abbott, merasa terganggu oleh sesuatu: jika ini memang kepala Fernandez, di mana bagian tubuhnya yang lain?

Abbott kemudian mengirimkan tengkorak itu untuk analisis lebih lanjut di Oxford University. Melalui penanggalan karbon, para peneliti di kampus tersebut justru menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan bahwa tengkorak itu berasal dari zaman Romawi.

"Tengkorak itu telah terawetkan di rawa gambut selama lebih dari 16 abad (1.600 tahun) dan jelas tidak ada hubungannya dengan Malika Reyn-Bardt," kata jaksa penuntut Martin Thomas di pengadilan. "Tapi ironi tertinggi adalah ini: penemuannya mengarah langsung pada keputusan terdakwa dan pengakuannya yang rinci."

Para hakim telah memutuskan Reyn-Bardt bersalah atas pembunuhan Malika. Namun begitu, jasad Malika tetap belum ditemukan hingga hari ini.

Baca Juga: Satu Tahun GRID STORE: Tersedia Layanan Pelanggan Majalah-el Berdiskon