Ebeg Banyumasan, Jejak Kreasi Sang Sunan untuk Siar Islam di Jawa

By National Geographic Indonesia, Senin, 19 April 2021 | 04:00 WIB
Memakai topeng berseringai sangar, seorang wayang ebeg menari di pantai Teluk Penyu saat jelang senja. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

“Kalau tidak dibatasi, pembarong bisa melabrak tiang besi,” ujarnya. “Barongan bisa pecah.”

Sesajian ini perkara serius. Satu jenis sajian saja luput, pertunjukan bisa rawan. Bahkan demi sesaji yang sempurna, Kasirin seringkali mengeluarkan biaya besar. “Takutnya nanti ada apa-apa,” katanya.

Seberapa penting, sih? Saya mengikuti Kasirin. Ia memasang sekuntum bunga kantil di rambut barongan. Ada delapan barongan; satu barong, satu bunga. “Itu kesukaannya,” katanya.