Nationalgeographic.co.id—“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Kutipan kata-kata Pramoedya Ananta Toer itu tampaknya benar-benar terbukti. Setidaknya pada sosok Raden Ajeng Kartini.
Karena gemar mengungkapkan pandangan serta pikirannya lewat tulisan, kini nama R.A. Kartini menjadi abadi. Sosoknya ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Hari lahirnya, 21 April, dirayakan sebagai salah satu hari peringatan nasional, yakni Hari Kartini.
Banyak pahlawan perempuan lainnya yang mengorbankan nyawa mereka, misalnya Laksamana Malahayati dari Sumatra dan Martha Tiahahu dari Maluku. Namun hari lahir mereka tidaklah ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari peringatan nasional.
Bila ada di antara sahabat pembaca kerap membanding-bandingkan sosok Kartini dengan pahlawan-pahlawan perempuan lainnya dan meremehkan perannya, mungkin sahabat pembaca belum benar-benar mengenal sosok R.A. Kartini. Tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah.
Baca Juga: Laksamana Malahayati, Pahlawan Perempuan Penumpas Cornelis de Houtman