Punya Garis Pantai Terpanjang Kedua di Dunia, RI Terus Impor Garam?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 23 April 2021 | 21:00 WIB
Buruh pikul memindahkan keranjang demi keranjang garam dari ladang di Sumenep. (Gloria Samantha)

Impor garam yang jor-joran ini dikarenakan produksi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Menurut catatan Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), RI punya lahan garam seluas 27.047,65 hektare.

Dalam 10 tahun terakhir rata-rata impor garam Indonesia mencapai 2,3 juta ton. Nilai impor garam Indonesia adalah 100 juta dolar AS per tahun atau setara dengan Rp1,45 triliun per tahun dengan asumsi kurs Rp 14.500 per dolar AS. Indonesia biasanya mendatangkan garam impor ini dari Australia dan India sebagai pemasok terbesar.

Mengutip hasil riset Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP), belum mampunya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri ini disebabkan oleh banyak faktor.

Pertama, masa musim kemarau di Indonesia itu pendek, yakni hanya sekitar 4 sampai 5 bulan. Jika dibandingkan dengan Australia yang mampu menjadi 10 besar negara pengekspor garam dunia misalnya, negeri kangguru itu memiliki iklim panas hampir sepanjang tahun sehingga memiliki kemampuan lebih besar untuk memproduksi garam melalui proses penguapan air laut dengan bantuan panas matahari.

Kedua, kelembapan udara di Indonesia cukup tinggi, yakni sekitar 60-70 persen. Kondisi ini merupakan faktor penghambat dalam proses penguapan air laut menjadi kristal garam. Adapun Australia memiliki kelembapan udara yang rendah, yakni sekitar 20-30 persen.

Baca Juga: Tiga Jenis Babi Unik di Indonesia: Babi Berjanggut hingga 'Bercula'

Ketiga, peralatan dan cara produksi garam di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Akibatnya, mutu garam yang dihasilkan rendah. Kadar NaCl dalam garam yang dihasilkan dengan cara tradisional ini hanyalah sekitar 88-92,5 persen.

Mutu ini cukup jauh berbeda dengan mutu garam Australia yang sudah menerapkan inovasi teknologi (isolator) pada proses pembuatannya. Kadar NaCl dalam garam yang dihasilkan Australia adalah lebih dari 96 persen.