Helikopter NASA Sukses Terbang di Mars Sejauh Setengah Lapangan Bola

By Utomo Priyambodo, Senin, 26 April 2021 | 17:37 WIB
Helikopter Ingenuity miliki NASA sukses terbang untuk ketiga kalinya di planet Mars. (NASA/JPL-Caltech)

Tim Ingenuity berencana untuk mendorong helikopter itu mencapai batas kemampuan terbangnya. Bahkan jikapun nantinya ia terjatuh dalam penerbangan, helikopter itu setidaknya telah membuktikan bahwa eksplorasi udara ternyata mungkin untuk dilakukan di planet lain.

Meski demikian, misi Ingenuity ini masih jauh dari selesai. Sekarang NASA ingin mendapatkan data penerbangan sebanyak mungkin untuk menginformasikan upaya pembuatan helikopter luar angkasa di masa depan.

Hingga dua penerbangan lagi selama dua minggu ke depan, tim pengawas Ingenuity berencana untuk mendorong helikopter itu untuk terbang sejauh dan secepat mungkin. Dalam prosesnya, mereka berharap Ingenuity akan hancur.

"Kami benar-benar ingin mendorong penerbangan helikopter itu ke batasnya dan benar-benar belajar dan mendapatkan informasi kembali dari itu," kata MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity, dalam jumpa pers baru-baru ini.

Baca Juga: Asal-Usul Oumuamua yang Disangka Kapal Alien Akhirnya Terjelaskan

 

Usaha kelima dan terakhir diperkirakan bisa membawa Ingenuity terbang secara lateral melintasi 300 meter dari tanah Mars, menurut situs web NASA. Aung, bagaimanapun, mengatakan dia akan "senang" untuk mendorong helikopter itu terbang lebih dari 600 meter.

Pada penerbangan kelima, helikopter itu "kemungkinan tidak akan mendarat dengan selamat, karena kami akan mulai pergi ke daerah yang tidak disurvei," kata Aung dalam pengarahan sebelum penerbangan pada 9 April.

"Jika kami memiliki pendaratan yang buruk, itu akan menjadi akhir dari misi ini," kata Aung. "Umur (helikopter itu) akan ditentukan oleh seberapa baik ia mendarat."

Lama waktu terbang, jarak tempuh, ketinggian, dan kecepatan yang ditunjukkan Ingenuity telah memperlihatkan potensi helikopter luar angkasa di masa depan, yang dapat menjelajahi bagian Mars dan planet lain yang tidak dapat diakses oleh para penjelajah. Gua, ngarai, pegunungan, dan medan berbatu semuanya bisa menjadi domain generasi baru pesawat penjelajah tak berawak seperti helikopter seberat 2 kilogram yang seukuran kotak tisu itu