Kota ini diketahui berada di suatu tempat di pantai Teluk Persia di utara Dubai. Situs dari kota itu pernah ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1960-an dan berpuluh-puluh tahun kemudian situs itu tidak pernah ditemukan lagi.
Barulah pada tahun 2010, seperti diberitakan The National, sisa-sisa bangunan sebuah kota kuno yang diyakini sebagai kota perdagangan abad pertengahan Julfar ditemkan kembali di wilayah Ras al Khaimah. Upaya penggalian arkeologi kota bata lumpur tua itu didanai oleh Pemerintah Ras al Khaimah.
Dr Kevin Lane, manajer proyek penggalian tersebut, berkata: "Ini benar-benar merevisi apa yang kami pikirkan tentang Julfar. Jauh lebih substansial. Kami sudah tahu bahwa ini adalah pelabuhan yang ramai. Sekarang kami memiliki buktinya. "
Ancient Origins memaparkan bahwa tanda-tanda permukiman paling awal yang ditemukan di situs Julfar berasal dari abad ke-6. Periode tersebut adalah masa ketika penduduknya sudah berdagang hingga ke India dan Timur Jauh secara rutin.
Baca Juga: Lima Kota Hilang Legendaris yang Belum Ditemukan Selain Atlantis
Kemudian abad ke-10 hingga 14 adalah zaman keemasan bagi Julfar dan untuk perdagangan dan pelayaran Arab jarak jauh. Para navigator dan pelaut Arab secara rutin melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Orang-orang Arab telah berlayar ke perairan Eropa jauh sebelum orang-orang Eropa berhasil berlayar melalui Samudra Hindia dan ke Teluk Persia.
Sebagai pangkalan utama pelayaran dan perdagangan ini, Julfar adalah kota terbesar dan terpenting di Teluk selatan selama lebih dari seribu tahun. Para pedagang Arab secara rutin melakukan pelayaran laut raksasa selama delapan belas bulan sejauh Tiongkok untuk berdagang.
Pusat komersial yang begitu berharga ini menarik terus perhatian para penjelajah di luar Arab. Portugis mengambil alih wilayah ini pada abad ke-16, dan saat itu Julfar menjadi kota besar yang berpenduduk sekitar 70.000 orang.