Nationalgeographic.co.id—Saat ini Dubai di Uni Emirat Arab (UEA) ini merupakan salah satu kota terbaik dan termaju di Timur Tengah bahkan di dunia. Namun di balik kemajuan pesat salah satu kotanya ini, ternyata UEA menyimpan banyak sejarah dari kota-kota kunonya, termasuk kota-kota yang hilang terkubur di bawah gurunnya.
Salah satu kota hilang paling terkenal di wilayah Timur Tengah adalah sebuah kota kuno di UEA. Nama kota yang hilang itu adalah Julfar.
Julfar diyakini merupakan rumah bagi pelaut Arab legendaris Ahmed ibn Majid, bahkan juga diduga sebagai tempat tinggal Sindbad si Pelaut. Julfar berkembang pesat selama seribu tahun sebelum jatuh ke dalam kehancuran dan menghilang dari ingatan manusia selama hampir dua abad.
Tidak seperti kota gurun lainnya, Julfar adalah pelabuhan yang berkembang pesat. Bahkan, kota ini menjadi pusat perdagangan selatan Arab Teluk pada Abad Pertengahan.
Baca Juga: Temuan Jamban Kuno Abad ke-13 Ungkap Orang Yahudi Patuh Tak Makan Babi
Kota ini diketahui berada di suatu tempat di pantai Teluk Persia di utara Dubai. Situs dari kota itu pernah ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1960-an dan berpuluh-puluh tahun kemudian situs itu tidak pernah ditemukan lagi.
Barulah pada tahun 2010, seperti diberitakan The National, sisa-sisa bangunan sebuah kota kuno yang diyakini sebagai kota perdagangan abad pertengahan Julfar ditemkan kembali di wilayah Ras al Khaimah. Upaya penggalian arkeologi kota bata lumpur tua itu didanai oleh Pemerintah Ras al Khaimah.
Dr Kevin Lane, manajer proyek penggalian tersebut, berkata: "Ini benar-benar merevisi apa yang kami pikirkan tentang Julfar. Jauh lebih substansial. Kami sudah tahu bahwa ini adalah pelabuhan yang ramai. Sekarang kami memiliki buktinya. "
Ancient Origins memaparkan bahwa tanda-tanda permukiman paling awal yang ditemukan di situs Julfar berasal dari abad ke-6. Periode tersebut adalah masa ketika penduduknya sudah berdagang hingga ke India dan Timur Jauh secara rutin.
Baca Juga: Lima Kota Hilang Legendaris yang Belum Ditemukan Selain Atlantis
Kemudian abad ke-10 hingga 14 adalah zaman keemasan bagi Julfar dan untuk perdagangan dan pelayaran Arab jarak jauh. Para navigator dan pelaut Arab secara rutin melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Orang-orang Arab telah berlayar ke perairan Eropa jauh sebelum orang-orang Eropa berhasil berlayar melalui Samudra Hindia dan ke Teluk Persia.
Sebagai pangkalan utama pelayaran dan perdagangan ini, Julfar adalah kota terbesar dan terpenting di Teluk selatan selama lebih dari seribu tahun. Para pedagang Arab secara rutin melakukan pelayaran laut raksasa selama delapan belas bulan sejauh Tiongkok untuk berdagang.
Pusat komersial yang begitu berharga ini menarik terus perhatian para penjelajah di luar Arab. Portugis mengambil alih wilayah ini pada abad ke-16, dan saat itu Julfar menjadi kota besar yang berpenduduk sekitar 70.000 orang.
Seabad kemudian Persia merebutnya. Namun pada 1750 mereka menyerah pada suku Qawasim dari Sharjah yang menempatkan diri mereka di wilayah Ras al-Khaimah. Suku tersebut terus menguasai daerah itu hingga hari ini.
Namun mereka meninggalkan Julfar sehingga lama-kelamaan kota itu terlupakan dan hanya menjadi reruntuhan di antara bukit-bukit pasir. Saat ini sebagian besar area Kota Julfar kemungkinan besar masih tersembunyi di bawah bukit-bukit pasir yang luas di utara Ras al-Khaimah tersebut.
Ras al-Khaimah adalah wilayah hamparan padang pasir yang luas yang ditopang oleh Pegunungan Hajar. Wilayah gurun yang mencakup sekitar 95% teritorial Uni Emirat Arab ini tidak diragukan lagi masih menyembunyikan banyak rahasia.
Hampir setiap tahun ditemukan penemuan-penemuan signifikan yang mengisi beberapa ruang kosong pagi kepingan-kepingan puzzle masa lalu dari salah satu negara Arab yang paling luar biasa ini. Yang menarik, semua situs penemuan itu ditambah banyak tempat eksotis lainnya hanya berjarak sekitar satu jam berkendara dari kota modern Dubai sehingga memudahkan para pejalan untuk menziarahinya.