Tenggelamnya Kapal Selam Kursk, Ledakan dan Catatan Peninggalan Kapten

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 27 April 2021 | 05:00 WIB
Bagian dalam kapal selam Kursk yang sudah dievakuasi. (English Russia)

Dirunut berdasarkan waktu, Robert Burl Brannon dalam buku Russian Civil-Military Relations (2009), peristiwa itu bermula ketika Kursk meminta izin untuk meluncurkan torpedo, karena sebelumnya ditunda berkali-kali.

Peluncuran baru dilakukan pada 11:29. Bukannya muncul torpedo ke permukaan laut, justru lembaga seismik Norwegia mendeteksi ada getaran sekitar 1,5 skala Richter.

Getaran itu dipusatnya sendiri berkekuatan 4,2 skala Richter, dan terdeteksi juga di Alaska, Amerika Serikat.

Bahkan lembaga seismik Blacknest, Inggris, mengidentifikasi ada dua ledakan di Laut Barents, dengan perbandingan ledakan kedua lebih besar seratus kali dari sebelumnya. Jeda antara ledakan itu hanya dalam 2 menit 15 detik.

Dalam arsip St. Petersburg Times, awak dari kapal selam Karelia sudah mendeteksi adanya ledakkan. Tetapi kapten malah berasumsi jika ledakan itu adalah bagian dari ledakan.

Hal serupa juga diungkap dari kapal lainnya lewat deteksi sinya hidro-akustik di bawah air dan terasa ke lambung kapal. Para awak melaporkan fenomena itu ke markas armada, tetapi diabaikan.

Baca Juga: KRI Nanggala Terbelah Tiga, Sekuat Apa Tekanan Air Kedalaman 838 M?

Pukul 13.30, waktu akhir merupakan waktu akhir latihan peluncuran torpedo. Tak ada kabar dari Kursk, tetapi masih dianggap sebagai kesalahan teknis komunikasi yang diklaim sering terjadi. Militer angkatan laut Rusia mulai mengirimkan helikopter, dan nihil.

Rusia baru menemukan Kursk 16 jam setelah tragedi mengerikan itu. Tetapi pertolongan yang diberikan baru dilakukan 15 jam berikutnya, kemudian diikuti Amerika Serikat dan Inggris yang menawarkan sehari setelahnya.

Lantas apa yang terjadi dengan Kursk?

Kyle Mizokami di Popular Mechanics menulis, kemungkinan yang terjadi pada kapal selam Kursk adalah kebocoran hidrogen peroksiden dan memicu kebakaran. Lewat kebakaran itu, ledakan pertama terjadi.

Ledakan pertama diketahui menjadi sumber penyebab sebagian besar awak tewas. Hal itu diungkapkan juga lewat surat yang ditulis Kapten Kolesnikov saat masih hidup, bahwa mereka yang tersisa hanya 23 orang.

Baca Juga: Pengalaman Masuk Kapal Selam KRI Nanggala-402: Hati-hati Kepala Anda!