Darwin Berkata Usus Buntu Organ Nirfaedah, Peneliti Kini Menyangkalnya

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 April 2021 | 09:00 WIB
Charles Darwin berpendapat bahwa usus buntu adalah organ sisa dari nenek moyang manusia yang memakan daun. Dia berspekulasi bahwa usus buntu tidak lagi memiliki fungsi. (PVBCA)

 

Jadi apa yang mungkin terjadi "jika Anda melambaikan tongkat sihir dan usus buntu tiba-tiba menghilang?" Kata Parker. "Itu mungkin tergantung dalam sejarah kapan hal itu terjadi."

Jika usus buntu menghilang dalam masyarakat pemburu-pengumpul "dan seorang ilmuwan dari pesawat luar angkasa atau sesuatu menyaksikan apa yang terjadi, Anda akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit menular daripada yang seharusnya," kata Parker.

"Kemudian, dalam waktu yang lama, selama jutaan tahun, saya pikir sesuatu akan berkembang perlahan yang berfungsi sama seperti usus buntu sehingga orang-orang tidak akan mati begitu banyak."

Jika usus buntu menghilang dalam masyarakat dengan pertanian setelah orang mulai tinggal di permukiman, "Saya pikir lebih banyak orang akan mati," kata Parker. "Orang-orang akan mulai tinggal di daerah yang padat, dan dengan sanitasi yang buruk, penyakit akan menyebar lebih banyak."

Jika usus buntu menghilang dalam masyarakat modern setelah Revolusi Industri, orang akan memiliki antibiotik untuk membantu mereka bertahan hidup, kata Parker. Namun, tanpa usus buntu, orang tidak akan memiliki reservoir bakteri berguna di usus buntu untuk membantu mereka pulih dari infeksi berbahaya. "Ketika itu terjadi, kami mungkin perlu memberikan transplantasi feses kepada orang-orang," ucapnya.

Baca Juga: Rumah Tertua dalam Sejarah Manusia Ditemukan, Usianya Dua Juta Tahun

Gejala radang usus buntu (krisanapong detraphiphat)

Ya, benar, transplantasi feses. Prosedur yang semakin umum ini memindahkan kotoran dari orang sehat ke dalam usus pasien dengan masalah usus, melalui tabung atau kapsul yang ditempatkan di tenggorokan atau di bagian bawah. Idenya adalah bahwa transplantasi feses ini akan membawa bakteri sehat ke dalam usus yang dibanjiri oleh mikroba berbahaya. Tubuh yang dibanjiri mikroba berbahaya dapat menjadi lebih umum karena antibiotik digunakan secara berlebihan dan kuman mengembangkan resistensi terhadap obat ini.

"Transplantasi feses tidak mendorong resistensi antibiotik," ujar Parker.

Salah satu keuntungan potensial dari dunia tanpa usus buntu adalah hilangnya penyakit usus buntu. Secara global, "ada lebih dari 10 juta kasus penyakit usus buntu setiap tahun, dan hingga 50.000 orang setiap tahun meninggal karenanya," tutur Smith.

Apendektomi, atau operasi pengangkatan usus buntu, "adalah salah satu operasi perut yang paling sering dilakukan. Jika kami tidak memiliki usus buntu sejak awal, Anda tidak akan melihat orang sekarat karena usus buntu, dan tidak ada biaya dari operasi dan rawat inap."

Meski demikian, dunia tanpa usus buntu mungkin akan membuat umat manusia lebih sering bergumul dengan kuman. Gagasan bahwa usus buntu adalah organ yang waktunya telah berlalu mungkin dengan sendirinya akan menjadi gagasan yang waktunya telah berakhir.